WASHINGTON, D.C, KOMPAS.com - Sebuah survei terhadap pekerja yang work from home (bekerja dari rumah) di AS menunjukkan bahwa sebanyak 12 persen pekerja mematikan kamera selama panggilan video karena kurangnya pakaian.
Mentimeter, sebuah alat presentasi interaktif, mengumumkan survei yang dilakukan terhadap 1.500 orang yang bekerja dari rumah di tengah pandemi virus corona alias Covid-19.
Survei itu menemukan 12 persen responden mengaku tidak menggunakan kamera video selama pertemuan virtual di Zoom, Skype atau Google Hangouts karena mereka telanjang atau berpakaian agak terbuka.
Perusahaan juga mengatakan 44 persen dari mereka yang disurvei mengakui bahwa mereka mengenakan pakaian yang lebih profesional khusus untuk pertemuan video.
Sementara 16 persen mengatakan mereka telah mengatur kembali rumah mereka agar terlihat lebih profesional sebagai latar belakang panggilan video.
Sebanyak 11 persen responden melaporkan mereka melihat "sesuatu yang mereka anggap tidak profesional" di latar belakang video call rekan kerja.
Survei tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 56 persen pekerja merasa pendapat mereka lebih sedikit terdengar dalam panggilan video daripada saat pertemuan langsung.
Ada pun sebanyak 25 persen lainnya merasa kontribusi mereka tidak diakui seperti halnya mereka bekerja di kantor.
AS kini memiliki kasus infeksi virus corona tertinggi di dunia, melewati China dan Italia. Sebanyak 104.256 kasus infeksi terdapat di AS dengan angka kematian sebanyak 1.704 jiwa.
Virus corona pertama kali terjadi di China. Sejak itu virus bernama resmi Covid-19 itu mulai menyebar ke berbagai negara termasuk AS.
Di China sendiri, kasus infeksi baru akibat Covid-19 mulai berkurang. Sebanyak 3.295 orang tewas di China, khususnya di pusat episentrum wabah, di kota Wuhan, Provinsi Hubei.
https://www.kompas.com/global/read/2020/03/28/173044970/survei-12-persen-pekerja-as-matikan-kamera-saat-teleconference-karena