Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Kontroversial Swedia Lawan Virus Corona

Kompas.com - 26/03/2020, 21:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Sementara sebagian besar negara di benua Eropa mengalami lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona, Swedia melakukan upaya kontras yang memicu perdebatan sengit.

Berikut ini cara Swedia lawan virus corona seperti yang disampaikan oleh Perdana Menteri Stefan Lovfen pada Minggu (22/3/2020).

1. Bekerja dari rumah
Perdana Menteri Swedia meminta warganya agar bisa bekerja dari rumah. Termasuk tidak keluar rumah jika merasa sakit.

Dia juga meminta warganya yang berusia di atas 70 tahun untuk tidak pergi ke mana-mana.

2. Melarang pertemuan besar
Pertemuan besar yang dihadiri lebih d ari 500 orang dilarang. Tentu ini keputusan yang lebih bebas daripada physical distancing yang dilakukan di Inggris dan Jerman.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Nol Penularan Lokal di China Seminggu Terakhir

Sekolah tingkat menengah dan universitas juga berlangsung melainkan secara daring. Tetapi sekolah tingkat dasar dan pre-school masih beraktivitas seperti biasa dan baru dalam wacana.

3. Restoran, bar dan perbatasan ditutup
Restoran pada mulanya masih diizinkan untuk menyediakan layanan meja untuk menghindari keramaian.

Tapi pada akhirnya, pemerintah Swedia menutup restoran dan bar. Begitu pun dengan perbatasan yang ditutup, pemerintah Swedia melarang adanya perjalanan yang tidak penting. 

Baca juga: WNI Positif Corona di Singapura Bertambah 5, Didominasi Permanent Resident

Aturan Kontroversial Swedia

Yang menjadi pokok utama dari penanganan Swedia sekaligus kontroversial terkait virus corona adalah menahan orang tua di rumah, namun membebaskan anak-anak.

Itulah mengapa sekolah dasar dan pre-school masih buka.

Menteri Kesehatan Swedia, Lena Hallengren menitikberatkan semua keputusan kepada Badan Kesehatan Masyarakat Swedia (Public Health Agency) yang sepertinya diarahkan oleh ahli epidemologi negara itu, Anders Tegnell.

Keputusan seperti itu tentu menuai banyak kecaman karena dianggap membahayakan jiwa.

Baca juga: Greta Thunberg Merasa Dirinya Terinfeksi Virus Corona

Sejumlah komentar kebencian banyak menyorot sosok Tegnell di media sosial sampai-sampai Direktur Badan Kesehatan Masyarakat, Johan Carlson turun tangan membela Tegnell.

Pada Senin (23/3/2020), mantan ahli epidemologi Swedia sekaligus penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Johan Giesecke malah menganjurkan warga Swedia keluar rumah untuk menikmati matahari musim semi.

"Bawalah seorang teman dan berjalanlah beriringan dengan jarak satu meter. Jangan saling memeluk. Bawalah termos dan duduklah di kursi taman. Sangat buruk jika terus menerus duduk di rumah," ungkap Giesecke dalam SVT's morning show.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com