Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Penularan Corona, Astronot Juga Dikarantina Sebelum ke Luar Angkasa

Kompas.com - 24/03/2020, 09:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Karantina untuk mencegah penularan virus corona tidak hanya berlaku untuk para penduduk di bumi, tapi juga astronot yang hendak menjalankan misinya.

Dua kosmonot Rusia dan seorang astonot Amerika Serikat (AS) menjalani minggu-minggu terakhirnya di Bumi dalam karantina, sebelum meluncur ke luar angkasa pada 9 April.

Para astronot itu dijadwalkan menjalani misi di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama enam bulan.

Baca juga: Antisipasi Corona, AS Pertimbangkan Pemilihan Jarak Jauh di Kongres

Mereka akan diluncurkan dari landasan di Kazakhstan, dan kru Expedition 63 ini akan meninggalkan Bumi tanpa banyak keriuhan di kosmodrom Baikonur dan upacara di Moskwa.

Sebab, dunia sedang berusaha mengekang penyebaran penyakit Covid-19 melalui social distancing dan lockdown di beberapa negara.

"Kami siap untuk pergi, kami sehat, kami telah diuji dengan sangat baik oleh tim medis," kata astronot AS Chris Cassidy pada Senin (23/3/2020) dalam sebuah video di tempat karantina.

Baca juga: Hibur Warga Karantina di AS, DJ Ini Tampil Virtual Selama 10 Jam Tanpa Henti

"Kami akan memantau (virus corona) dari luar angkasa dan kami sangat ingin tahu pada Oktober ketika pulang, seperti apa dunia saat itu."

"Seperti yang Anda ketahui, selama sebulan terakhir ini, situasinya terus berubah setiap hari menjadi semakin buruk."

"Kami ikut prihatin pada semua orang di dunia yang menghadapi krisis ini," tambahnya.

Sekitar 375.000 orang di seluruh dunia telah tertular virus corona, dan lebih dari 16.000 korban meninggal dunia.

Baca juga: Perang Lawan Corona, AS Siapkan Stasiun Medis dengan Total 4.000 Tempat Tidur

Juru bicara NASA, Stephanie Schierholz, mengatakan di hari-hari biasa pun para astronot melalui proses "stabilisasi kesehatan" sebelum peluncuran.

Proses ini berlangsung dua minggu di karantina, untuk memastikan astronot tidak sakit atau menginkubasi suatu penyakit ketika sampai di stasiun luar angkasa.

Ketika pandemi berkembang, NASA mempertimbangkan peningkatan pemerksaan stabilisasi kesehatan.

Baca juga: AS Janjikan 27 Juta Alat Uji Virus Corona Tersedia Akhir Maret

Stasiun luar angkasa secara terus menerus telah mempekerjakan astronot selama hampir 20 tahun, yang berfungsi sebagai tempat uji untuk berbagai penelitian ilmiah.

Di antaranya termasuk studi untuk lebih memahami sistem kekebalan manusia dan eksperimen medis gravitasi mikro, untuk penggunaan vital di Bumi.

Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com