BERKELEY, KOMPAS.com - Edward Jenner semasa hidupnya memberi kontribusi besar pada dunia. Dialah penemu vaksin cacar, yang kemudian menjadi landasan pembuatan vaksin-vaksin lainnya.
Di awal masa Jenner hidup tahun 1750-an, cacar membunuh sekitar 10 persen populasi Inggris.
Di kota-kota, infeksinya malah cepat menyebar dengan menular ke sekitar 20 persen penduduk kota.
Jumlah korban yang berjatuhan akibat penyakkit cacar mencapai jutaan orang selama berabad-abad.
Baca juga: Lembaga Peneliti di Indonesia Masih Mencari Vaksin Covid-19
Hingga akhirnya melalui sebuah eksperimen, pria kelahiran Berkeley, Gloucestershire, Inggris, ini berhasil menemukan vaksin cacar.
Atas keberhasilannya, Edward Jenner juga dinobatkan sebagai pelopor imunisasi, dan masuk ke daftar 100 orang Inggris terhebat versi BBC.
1. Masa kecil
17 Mei 1749 menjadi tanggal kelahiran Edward Jenner. Dia merupakan anak kedelapan dari sembilan bersaudara.
Ayahnya, Stephen Jenner, adalah pendeta di Berkeley, sehingga Edward Jenner memiliki dasar pendidikan yang kuat.
Baca juga: WHO: Sebanyak 20 Vaksin Virus Corona Tengah Dikembangkan
Di usia 14 tahun Jenner menjadi murid magang Daniel Ludlow, seorang ahli bedah di Chipping Sodbury, Gloucestershire Selatan. Dari situ dia mendapat banyak ilmu pembedahan.
Lalu di usia 21 atau tahun 1770, Jenner berguru ke ahli bedah ternama lainnya, John Hunter di St George's Hospital.
Salah satu saran terpopuler yang diberikan Hunter ke Jenner adalah, "Jangan (terlalu) berpikir, cobalah".
Baca juga: WHO Sebut Ada 20 Vaksin Virus Corona di Dunia yang Tengah Dikembangkan
Menurut rangkuman dari History, ketika Jenner masih menjadi mahasiswa kedokteran dia melihat sebuah fenomena menarik dari para pemerah susu sapi.
Para pemerah yang berkontak dengan cacar sapi, yang menyebabkan lecet pada ambing sapi, tidak tertular cacar manusia.
Tidak seperti cacar manusia yang menyebabkan erupsi kulit parah dan demam tinggi, cacar sapi hanya menimbulkan sedikit gejala pada wanita-wanita pemerah susu sapi itu.
Baca juga: Sukarelawan China Ceritakan Pengalaman Uji Coba Vaksin Virus Corona