Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Terapkan Hukuman Penjara bagi yang Menolak Dikarantina Virus Corona

Kompas.com - 16/03/2020, 15:40 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Di Inggris, warga yang menolak dikarantina akan dimasukkan penjara, atau dikenakan denda 1.000 poundsterling (sekitar Rp 18,5 juta).

Dilansir dari The Telegraph, hukuman ini akan menjerat mereka yang menolak dites virus corona, atau yang menolak melakukan karantina secara mandiri.

Peraturan darurat ini diumumkan ke warga Inggris pekan ini, dan sekaligus memberi wewenang ke polisi untuk menahan orang-orang yang berpotensi menularkan wabah.

Baca juga: Batal Umrah karena Corona, Bagaimana Visa dan Biaya yang Terlanjur Dibayar?

Peraturan Perlindungan Kesehatan (Coronavirus) 2020 yang diterbitkan di situs web pemerintah, mengatakan mereka yang dicurigai terinfeksi harus diisolasi 14 hari di rumah sakit atau lokasi lain yang sesuai.

Siapa pun yang melarikan diri dapat ditahan sebelum dikembalikan ke tempat isolasi, menurut peraturan itu.

Jika tidak mematuhi, pelanggar akan didenda 1.000 poundsterling (sekitar Rp 18,5 juta), dan yang menolak membayar akan dipenjara.

Baca juga: Trump Sebut Vaksin Virus Corona Bakal Siap Saat Pilpres AS

Peraturan baru juga menyatakan mereka yang dicurigai terinfeksi akan menjalani tes wajib, seperti tes darah atau pemeriksaan di hidung dan tenggorokannya.

Mereka juga harus menyerahkan riwayat perjalanan dan daftar orang-orang yang baru saja dutemui. Jika terbukti memberi informasi palsu, denda akan dilayangkan.

Di kesempatan sebelumnya, Sekretaris Kesehatan Inggris telah mengimbau para lansia yang berusia di atas 70 tahun untuk tinggal di rumah dalam hitungan minggu sampai empat bulan.

Baca juga: Stafsus: Hasil Tes Darah dan Rontgen Paru Mendagri dan Istri Negatif Corona

Kemudian tadi malam, lembaga amal turut mendesak masyarakat untuk tidak "meninggalkan" lansia, dan jika mereka ingin meminta bantuan tetangga sebaiknya memakai kartu pos atau surat.

Ratusan ribu sukarelawan juga telah dikerahkan untuk bergabung dengan pasukan pemerintah lainnya untuk membantu warga yang membutuhkan, termasuk mengantarkan belanjaan dan obat-obatan.

Dalam waktu 24 jam terakhir, sebuah gerakan online untuk mengumpulkan sukarelawan tumbuh pesat di Inggris.

Hampir 400 kelompok "gotong royong" yang didirikan untuk membantu warga sekitar, terutama lansia.

Baca juga: Pandemi Global Corona, Liga Brasil Dihentikan Sementara

Hari ini Perdana Menteri Boris Johnson akan berpidato di media tentang wabah pandemi ini bersama Kepala Petugas Medis Profesor Chris Witty, dan Kepala Penasihat Ilmiah Sir Patrick Vallance.

Menurut data dari Worldometers, Inggris mencatatkan 1.391 kasus infeksi virus corona sampai Senin (16/3/2020).

35 korban meninggal, dan 20 pasien berhasil sembuh. Kasus yang masih aktif sekarang sebanyak 1.336, dan pasien dalam kondisi kritis sebanyak 20 orang.

Baca juga: Pandemi Global Corona, Liga Brasil Dihentikan Sementara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com