Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Virus Corona, Filipina Tutup Ibu Kota Manila

Kompas.com - 15/03/2020, 12:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

MANILA, KOMPAS.com - Pemerintah Filipina secara resmi menutup ibu kota Manila dalam upaya mereka memerangi virus corona.

Petugas keamanan bersenjatakan senapan berjaga di jalanan utama, dengan penerbangan dari dan menuju ke Manila mulai ditangguhkan Minggu (15/3/2020).

Dilansir dari AFP, ibu kota Filipina itu bakal ditutup selama satu bulan di tengah laporan kasus virus corona di sana yang mencapai 111.

Baca juga: Virus Corona: Duterte Umumkan Rencana Lockdown Ibu Kota Filipina

Segala bentuk pertemuan publik hingga kegiatan belajar di sekolah dihentikan, memunculkan pertanyaan seberapa efektif langkah yang ditempuh pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.

"Warga diminta untuk tetap berada di rumah dan tidak perlu melakukan apa pun,"kata Menteri Dalam Negeri Eduardo Ano pada Sabtu (14/3/2020).

Ano mengatakan dua bulan lalu, mereka seperti Italia yang saat ini menjadi negara yang paling parah terdampak di luar China.

"Mereka memperdebatkan apakah perlu melakukan lockdown atau tidak. Kami tak bisa membiarkan situasi ini terjadi di Filipina," tegasnya.

Meski berlangsung selama satu bulan, lockdown yang dilakukan di Manila tidak terlalu ketat, di mana publik masih bisa berangkat bekerja.

Meski, mereka harus memasuki tahap pemeriksaan di pos pengamanan. Layanan transportasi seperti bus dan kereta masih bisa beroperasi di perbatasan.

Jelang penutupan ibu kota, warga dilaporkan mulai menimbun stok persediaan mereka dengan ribuan orang memilih pergi selagi diizinkan.

Otoritas memerintahkan agar taksi, bus, hingga kereta kota tidak memperbolehkan penumpang duduk berdempetan, dengan yang mengalami demam dilarang naik.

Pemerintah kota menetapkan jam malam pada pukul 20.00-05.00, dengan pengecualian diberikan kepada mereka yang hendak bekerja, membeli kebutuhan pokok, atau memeriksakan diri.

Namun, juru bicara Duterte, Salvador Panelo, mengutarakan bahwa presiden harus memaksakan jam malam ke wilayah lain yang belum melakukannya.

Sekitar 17 wilayah di Metro Manila juga diperintahkan untuk menutup lokasi yang bisa menjadi titik berkumpulnya massa dalam jumlah besar, seperti pusat perbelanjaan.

Apa yang dilakukan otoritas Filipina terjadi setelah virus corona sudah menjangkiti ratusan orang di seluruh dunia.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan virus SARS-Cov-2 tersebut sebagai pandemi global mengingat kasus penularan yang meningkat di luar China.

Baca juga: Media Singapura Soroti Jokowi yang Mengaku Minum Jamu Sejak Virus Corona Mewabah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Israel Serang Rafah | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com