Presiden 73 tahun itu kemudian menutup pernyataanya dengan menekankan, banyak pasien (virus corona) yang tidak melaporkan penyakitnya ke rumah sakit.
Baca juga: Trump: AS Tarik Mundur Pasukan dari Afghanistan Mulai Hari Ini
Dalam sebuah pertemuan, Dr Anthony Fauci selaku Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, melawan pernyataan Trump dengan mengatakan angka kematian virus corona jauh lebih tinggi dibanding flu musiman.
Kemudian Dr Peter Hotez dari Baylor College of Medicine juga mengamini pendapat Fauci.
"Untuk meredakan kepanikan publik, kalian mendengar ucapan 'Ini sakit ringan, seperti flu'. Bukan itu masalahnya, karena ini virus yang tidak biasa."
"Bagi banyak orang muda, ini adalah sakit ringan. Tapi kita juga melihat hal-hal buruk."
"Coba lihat apa yang virus ini lakukan di panti jompo di Kirkland, Washington. Melaju cepat seperti kereta," terang Hotez.
Baca juga: Update Virus Corona 6 Maret: Positif di 84 Negara, 97.885 Terinfeksi, Lebih dari 50 Persen Sembuh
Hotez mengungkapkan temuan bahwa setidaknya ada lima kasus kematian di panti jompo Kirkland, Washington DC, di mana lima orang meninggal diduga karena terinfeksi virus corona.
Akibatnya, para petugas kesehatan dan penolong pertama juga punya risiko tinggi tertular virus dengan nama resmi Covid-19 ini.
Hotez juga membantah klaim Trump yang menyebut pasien virus corona masih bisa pergi bekerja.
"Ketika seseorang diduga atau sudah mengidap virus corona, mereka akan mengisolasi diri sendiri atau dikarantina."
"Jika seseorang mengikuti yang dikatakan Trump dengan tetap berangkat kerja, maka itu justru akan menyebarkan virus."
Baca juga: Calon RS Khusus Corona di Pulau Galang Punya 50 Kamar Isolasi
Trump kemudian membantah tudingan Hotez melalui akun twitter pribadinya.
Dia menyebut tidak pernah menyarankan orang sakit pergi bekerja, dan menyebut ucapannya disalahartikan.
I NEVER said people that are feeling sick should go to work. This is just more Fake News and disinformation put out by the Democrats, in particular MSDNC. Comcast covers the CoronaVirus situation horribly, only looking to do harm to the incredible & successful effort being made!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) March 5, 2020
"Serangan" lain yang tertuju ke ucapan Trump adalah klaimnya yang menyebut 100.000 orang meninggal karena flu di tahun 1990.
Faktanya, data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan jumlah korban meninggal akibat influenza di AS saat itu adalah sekitar 31.000.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.