Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Serang Taliban Setelah 20 Polisi dan Tentara Afghanistan Dibunuh

Kompas.com - 04/03/2020, 17:36 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - AS menggelar serangan udara yang menggempur Taliban, setelah insiden mematikan yang membunuh 20 tentara dan polisi Afghanistan.

Serangan itu terjadi setelah kedua kubu meneken kesepakatan, membuat impian perdamaian di negara itu berada dalam tanda tanya.

Selain itu, serangan udara di Provinsi Helmand terjadi beberapa jam setelah percakapan telepon Presiden Donald Trump dengan pemimpin sayap politik Taliban.

Baca juga: Setelah Trump Telepon, Taliban Bunuh 20 Polisi dan Tentara Afghanistan

Juru bicara Pasukan AS-Afghanistan, Sonny Leggett mengatakan, serangan udara itu menargetkan milisi yang aktif menyerang tentara pemerintah di Helmand.

Dalam kicauannya di Twitter sebagaimana diberitakan AFP Rabu (4/3/2020), Leggett menuturkan bahwa serangan itu adalah bentuk pertahanan.

"Kami menyerukan kepada Taliban untuk menghentikan serangan tak berujung ini dan memegang komitmen mereka," tegas Leggett.

Dia menambahkan, melalui serangan udara yang digelar, Negeri "Uncle Sam" menunjukkan bahwa mereka bisa melindungi sekutu mereka saat dibutuhkan.

Dia menerangkan kelompok pemberontak tersebut sudah melancarkan setidaknya 43 kali gempuran melawan pasukan pemerintah di Helmand pada Selasa (3/3/2020).

Berdasarkan keterangan pejabat provinsi, serangan tersebut menewaskan 20 polisi dan tentara, jelang pembicaraan damai dua kubu pada 10 Maret mendatang.

Safiullah Amiri mengungkapkan, Taliban menyerang setidaknya tiga pos militer terluar yang berlokasi di distrik Imam Shahib, Kunduz.

Kemudian mereka melanjutkan bombardirnya di Provinsi Uruzgan pada Selasa malam, yang dibenarkan juru bicara gubernur, Zergai Ebadi.

Sebelumnya berdasarkan klaim Taliban, Trump mengobrol via telepon dengan pemimpin sayap politik pemberontak, Mullah Baradar, selama 35 menit.

Baca juga: Presiden Afghanistan Tolak Bebaskan 5.000 Tahanan Sesuai Perjanjian Damai AS-Taliban

"Kami melakukan percakapan panjang yang bagus hari ini (Selasa), dan kalian tahu, mereka ingin mengakhiri kekerasan ini," kata Trump.

Presiden 73 tahun itu sudah menekankan kesepakatan yang diteken di Doha, Qatar, pekan lalu itu bertujuan mengakhiri konflik berusia 18 tahun.

Berdasarkan perjanjian yang disetujui, Pentagon beserta sekutunya akan menarik seluruh pasukan mereka paling lambat 14 bulan mendatang.

Sebagai gantinya, Taliban harus menjamin kesamanan Afghanistan, dan melakukan pertemuan dengan pemerintahan yang dipimpin Presiden Ashraf Ghani.

Bagian lain dari kesepakatan tersebut adalah terdapat pertukaran tahanan, di mana 5.000 tawanan Taliban diserahkan sebagai ganti 1.000 sandera mereka.

Namun, Presiden Ghani menolak pertukaran tersebut sebelum pembicaraan dilaksanakan, sikap yang memicu Taliban melanjutkan kampanye militer mereka.

Baca juga: Taliban Enggan Berdamai, Kalau 5.000 Tahanannya Tidak Dibebaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com