RIYADH, KOMPAS.com - Ribuan jemaah umrah memakai masker wajah saat melakukan tawaf di sekeliling Ka'bah.
Tiga toko farmasi di sekitar Masjidil Haram melaporkan bahwa toko mereka kehabisan persediaan masker.
"Permintaan masker dalam dua hari terakhir tidak dapat diprediksi," ungkap seorang dokter berkebangsaan Suriah kepada media Perancis AFP.
"Dalam tiga hari saya bisa menjual 200 kotak masker, biasanya jumlah itu untuk persediaan satu bulan," tambah sang dokter.
Baca juga: Jika Virus Corona Infeksi Korea Utara, Kim Jong Un Ancam Bakal Ada Konsekuensi Serius
Namun, berbeda dengan pengusaha lain di Mekkah yang mengalami kerugian karena penangguhan visa umrah.
"Beberapa grup umrah terpaksa membatalkan reservasi hotel mereka," ungkap Mahfouz, seorang pengusaha perjalanan wisata asal Mesir. "Saya masih menghitung kerugiannya."
Jemaah umrah dan haji merupakan sumber pendapatan tertinggi Pemerintah Arab Saudi. Pada 2030, mereka menargetkan sebanyak 30 juta orang jemaah dapat masuk dan beribadah.
Tidak hanya penangguhan visa umrah yang dilakukan Pemerintah Arab Saudi, tetapi juga visa turis elektronik sementara dari tujuh negara yang dianggap memiliki kasus infeksi virus corona tinggi.
Baca juga: Diketahui Bisa Mengobati, ODHA Ini Beri Gratis Pil HIV Untuk Pasien Virus Corona
Tujuh negara tersebut di antaranya China, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan Kazakhstan. Sementara untuk turis yang sudah berada di sana juga dikenakan aturan.
Aturannya adalah tidak diperkenankan untuk mengunjungi Mekkah dan Madinah. Pihak Pemerintah Arab Saudi menegaskan bahwa penangguhan ini hanya bersifat sementara. Namun, belum dapat dipastikan berapa lama jangka waktunya.
"Kami menerima ratusan dari ribuan jemaah umrah tiap bulan dari berbagai negara di dunia," ungkap salah seorang pejabat Arab Saudi kepada AFP.
Dia juga menambahkan bahwa jika virus corona berhasil masuk Arab Saudi, maka virus tersebut berpotensi menjadi ancaman epidemi global.
"Keselamatan banyak orang lebih penting daripada ibadah umrah."
Namun, tampaknya jemaah umrah di Saudi saat ini tidak merasa takut. "Bagaimana saya bisa merasa takut, padahal saya berada di rumah Tuhan?" ungkap seorang pelajar asal Turki, Hossam Aldin (21). "Pun jika saya terinfeksi, itu berarti saya mati syahid di sini."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.