BEIJING, KOMPAS.com - Angka kematian di China akibat virus corona terus menurun. Hari ini (28/2/2020), jumlah korban meninggal dilaporkan turun ke angka 44 orang. Terendah dalam sebulan terakhir.
Aljazeera mengungkap kabar 44 orang yang meninggal akibat virus corona Covid-19 itu menurut data dari Komisi Kesehatan Nasional China.
Media yang berbasis di Doha, Qatar, itu juga mencantumkan angka kematian dan infeksi terbaru di seluruh dunia.
Kasus kematian akibat virus corona kini telah menembus lebih dari 2.800 orang di seluruh dunia, sedangkan jumlah infeksi mencapai 83.000 kasus.
Di China sendiri yang merupakan negara pusat penyebaran virus, jumlah korban meninggal sebanyak 2.788 orang.
Jumlah kematian 44 orang ini "mengalahkan" angka terendah sebelumnya, yakni 52 jiwa. Pada Rabu (26/2/2020) AFP melaporkan 52 nyawa yang melayang itu merupakan angka terendah di China dalam tiga pekan terakhir.
Baca juga: 52 Orang Meninggal, China Catatkan Angka Kematian Virus Corona Terendah dalam 3 Pekan Terakhir
52 kematian tersebut semuanya terjadi di Provinsi Hubei, yang menyumbang 401 dari 406 infeksi baru waktu itu. Demikian keterangan dari Komisi Nasional Kesehatan China.
AFP juga menyebut dalam beberapa hari terakhir tingkat kematian akibat virus corona di Negeri "Tirai Bambu" terus menurun, bahkan sejumlah provinsi melaporkan nol kematian.
Sementara itu hanya lima kasus yang ditemui di luar negara pimpinan Xi Jinping tersebut, dan itu adalah yang terendah dalam sebulan terakhir.
Baca juga: 245 Kasus Virus Corona, Iran Tiadakan Shalat Jumat di 23 Kota
Terus menurunnya angka kematian di China akibat virus corona memang kabar baik, tapi negara tetangga tetap memasang kewaspadaan tinggi.
Di Jepang contohnya, hari ini ditemukan ada seorang perempuan yang sudah sembuh dari virus corona Covid-19 dan kambuh lagi.
Perempuan tersebut berusia 40 tahun dan bekerj sebagai pemandu wisata di bus.
Baca juga: Pertama Kali di Jepang, Pasien yang Sembuh dari Virus Corona Kembali Terinfeksi
Menurut laporan Sky News, perempuan yang berdomisili di Osaka tersebut pernah terinfeksi virus corona akhir Januari lalu, dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit pada 1 Februari 2020.
Akan tetapi, hari ini (28/2/2020) dia dinyatakan mengidap virus corona lagi, dan merupakan kasus infeksi ulang pertama yang terjadi di Negeri "Sakura".
Philip Tierno, seorang profesor di bidang mikrobiologi dan patologi di New York University mengatakan, "Sekali Anda terkena infeksi, (virus) itu bisa kambuh dengan gejala minor."