BEIJING, KOMPAS.com - Ketika Andy Li mengetahui pejabat otoritas kesehatan China menyatakan kombinasi obat HIV/Aids mampu mengobati pasien dengan virus corona, dia tahu waktunya bagi dia untuk beraksi.
Li yang bekerja di bisnis keluarganya di bidang material bangunan di Zhengzhou, provinsi Henan tengah mengidap HIV plus. Dia juga seorang pendiri distribusi obat daring yang memfasilitasi setiap pengidap HIV plus untuk saling berbagi obat.
Di antara obat-obat di platform daring itu terdapat kombinasi Lopinavir dan Ritonavir di bawah merek dagang Kaletra dan Aluvia.
Kaletra dijual bebas untuk 958 juta lebih pengidap HIV bawaan di China dengan takaran 360 pil per tiga bulan berdasarkan aturan otoritas kesehatan China.
Tapi menurut Li, kebanyakan orang tidak mengonsumsinya karena efek samping obat tersebut seperti diare.
Baca juga: Tangkal Virus Corona, Korea Utara Pasang Pengeras Suara, Minta Warganya untuk Bersih-bersih
Platform Li pun memungkinkan orang-orang ini untuk memberikan obat-obatan yang tidak terpakai kepada orang lain secara gratis.
Pada 27 Januari, Komisi Kesehatan Nasional China merilis petunjuk klinis yang mengatakan bahwa Kaletra direkomendasikan untuk kasus ringan Covid-19, penyakit yang telah menginfeksi lebih dari 80 ribu orang dan menewaskan lebih dari 2.500 jiwa di dunia.
Pada kesempatan berikutnya, Li menulis di media sosial Twitter bahwa dia bisa mengirimkan pil Kaletra untuk pasien virus corona secara gratis.
Dia mengungkapkan adanya kesamaan ikatan dengan pasien virus corona dan merasa bertanggung jawab untuk menolong mereka.
"Sebagai pembawa HIV, saya berempati pada mereka (pasien virus corona). Saya mengerti bagaimana ketidakberdayaan, ketakutan dan kesendirian mereka."
Pada pekan pertama sejak pengumumannya, permintaan banyak berdatangan dari pasien virus corona.
pada saat itu, banyak orang mengonfirmasikan penyakit mereka belum dipastikan oleh pihak rumah sakit tapi mereka membutuhkan obat tersebut.
Tapi menurut Li, obatnya pun kurang bahkan untuk mereka yang mendapat perawatan dari rumah sakit.
Baca juga: Presenter TV di Rusia Lawan Virus Corona dengan Lagu
"Saya pikir, banyak masalah terjadi terkait pasokan Kaletra di berbagai rumah sakit karena mereka bukan rumah sakit untuk HIV dan tidak punya stok obat tersebut." Ujar Li.
Li juga mengabarkan kalau permintaan semakin berkurang setelah situasi membaik dan operasional rumah sakit di Wuhan serta kota lainnya mulai berkurang keosnya.
Selama berpekan-pekan, Li dan rekan relawan lain mengumpulkan obat dari berbagai komunitas HIV dan mengirimkannya pada pasien virus corona.