Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diketahui Bisa Mengobati, ODHA Ini Beri Gratis Pil HIV Untuk Pasien Virus Corona

Kompas.com - 26/02/2020, 17:48 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Relawan itu juga terdiri dari dokter yang bertanggung jawab memeriksa obat yang diminta adalah asli.

"Orang dengan HIV merespon dengan sangat hangat akan ajakan donasi obat-obat mereka." Ungkap Li, "Kami merasa hal ini sangat bermakna karena Kaletra mampu menyembuhkan penyakit (dari virus corona) dan mengurangi jumlah orang yang punya gejala ringan sebelum menjadi serius."

Mulanya Li mengirimkan sebanyak 60 pil kepada tiap pasien dengan perhitungan konsumsi sebanyak dua kali sehari, dua pil sekali minum tanpa diketahui sampai seberapa lama harinya.

Namun setelah Komisi Kesehatan Nasional memberikan panduan yang ditetapkan pada 19 Februari bahwa setiap pasien harus mengonsumsi obat tidak lebih dari 10 hari,Li mengurangi jumlah pil menjadi 40 pil.

Sejauh ini, sebanyak 220 orang telah menerima obat HIV.

Untuk mendapatkan obat ini, Li mengatakan kalau tiap pasien virus corona membutuhkan dokumen rumah sakit yang menunjukkan mereka memiliki virus tersebut dan juga resep dokter untuk kualifikasi pengiriman.

Dia juga meminta kepada tiap pemohon (pasien) untuk menandatangani sebuah surat dan menanggung semua resiko atau efek dari obat tersebut.

Baca juga: Negara-negara di Timur Tengah ini Positif Terjangkit Virus Corona

Dengan begitu, artinya Li juga mengerti resiko dipenjara jika pemohon mengalami efek samping.

Distribusi obat tanpa lisensi juga bisa membuatnya dipenjara selama lima tahun.

Sementara ini, Komisi Kesehatan Nasional masih mengoleksi data dari uji klinis dari berbagai perawatan termasuk penggunaan Kaletra.

Meski begitu, seorang dokter spesialis penyakit infeksi dari Shanghai terkejut bahwa pemerintah China belum campur tangan terkait aktivitas platform Andy Li yang tidak memiliki lisensi pengiriman obat.

"Dia bukan seorang petugas medis profesional. Dia tidak bisa menjamin tiap orang mendapatkan perawatan yang dibutuhkan dan juga mendapatkan obat dengan cara yang tepat." Ujar dokter yang tak ingin disebutkan namanya.

Pengobatan dengan pil HIV plus bahkan dianggap tidak efektif jika tidak berdasarkan prosedur.

Li sendiri mengakui bahwa pemerintah sejauh ini memang tidak melarang aktivitasnya. Dia melakukan semua ini semata-mata karena keinginan menolong.

"Hanya dari sebuah komunitas pasien kepada komunitas lainnya." Ujar Li. "Jika tindakan saya mampu mengubah anggapan publik terkait orang dengan HIV/AIDS, itu baik. Namun sampai saat ini, tujuan saya tidak lebih dari sekedar menolong yang lain."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com