Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Israel Coba Konfirmasi Bunuh Wakil Pemimpin Militer Hamas Marwan Issa

YERUSALEM, KOMPAS.com - Pasukan Israel pada Senin (11/3/2024) sedang mengonfirmasi telah membunuh wakil pemimpin militer Hamas Marwan Issa dalam serangan udara di Gaza.

Jika kematiannya terkonfirmasi, Marwan Issa akan menjadi pejabat tertinggi kelompok Hamas yang dibunuh oleh Israel dalam perang lima bulan di Gaza Palestina.

Issa, yang dikenal sebagai 'Manusia Bayangan' karena kemampuannya untuk tidak terlihat, adalah salah satu dari tiga pemimpin tertinggi Hamas yang merencanakan serangan 7 Oktober terhadap Israel.

Dari serangan itu telah memicu perang dan diyakini ia yang mengarahkan operasi militer Hamas sejak saat itu.

Berbicara pada briefing dengan wartawan, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan Israel telah mengebom kamp pengungsi Al-Nusseirat di Gaza tengah pada Sabtu (9/3/2024) malam.

Serangan itu setelah mendapat informasi intelijen tentang lokasi Issa, orang kedua di sayap militer Hamas, Brigade Izz ad-Din al-Qassam.

"Dua pemimpin Hamas Issa dan komandan lain yang bertanggung jawab atas senjata Hamas di Gaza menggunakan kompleks bawah tanah ketika diserang jet Israel dalam operasi gabungan dengan dinas keamanan Israel Shin Bet," kata Hagari, dikutip dari Reuters pada Selasa (12/3/2024).

"Di samping mereka di dalam terowongan ada milisi lain," katanya namun menambahkan bahwa masih belum jelas apakah Issa telah terbunuh.

Sumber Palestina mengatakan Israel telah menyerang tempat yang mereka pikir Issa bersembunyi, namun tidak dapat memberikan rincian mengenai nasibnya.

"Masih belum ada indikasi yang pasti," kata Chili Tropper, seorang menteri kabinet Israel, kepada televisi Channel 13 Israel pada Senin (11/3/2024).

"Jika memang tersingkirnya Marwan Issa, yang dalam banyak hal merupakan kepala staf militer Hamas, itu merupakan pencapaian besar IDF dan Shin Bet," ujarnya.

Issa dalam daftar paling dicari Israel

Diketahui, Issa masuk dalam daftar paling dicari Israel, bersama dengan Mohammed Deif, komandan Brigade al-Qassam, dan pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar.

Kematian Issa, jika dikonfirmasi juga dapat mempersulit upaya untuk mencapai gencatan senjata dan pembebasan sandera, meskipun Israel mengatakan pembicaraan terus berlanjut melalui mediator Mesir dan Qatar.

Hamas menyalahkan Israel karena menolak memberikan jaminan untuk mengakhiri perang dan menarik pasukan.

Israel menginginkan gencatan senjata sementara untuk menjamin pembebasan sandera sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina, namun Israel mengatakan pihaknya tidak akan menghentikan perang sampai Hamas berhasil dikalahkan.

"Para perunding menginginkan penghentian permusuhan selama Ramadhan, yang dimulai pada hari Senin, namun serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di Kota Gaza menewaskan 16 orang dan melukai beberapa lainnya," terang pejabat kesehatan Palestina.

Selain itu, Israel juga membunuh dua warga Palestina dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di kota selatan Khan Younis ketika penduduknya sedang berbuka pada hari pertama puasa Ramadhan.

IDF tidak segera mengomentari insiden tersebut. Namun mereka mengatakan pasukannya telah membunuh sekitar 15 militan dalam pertempuran jarak dekat.

Serta serangan udara di Gaza tengah. Pasukan komando telah menargetkan lokasi yang diyakini digunakan oleh kelompok Hamas di Khan Younis.

https://www.kompas.com/global/read/2024/03/12/061142870/israel-coba-konfirmasi-bunuh-wakil-pemimpin-militer-hamas-marwan-issa

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke