China mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Dalam beberapa tahun terakhir, China semakin sering melakukan latihan militer di sekitar pulau tersebut.
Pada Desember, Kementerian Pertahanan di Taipei mulai melaporkan kemunculan balon-balon China di sekitar Taiwan.
"Berdasarkan jalur melayang mereka baru-baru ini, (balon-balon itu) telah menjadi ancaman serius bagi keselamatan banyak rute penerbangan internasional," kata kementerian itu, menuduh China telah mengabaikan keselamatan penerbangan.
"(Tujuan) utama dari deteksi balon udara baru-baru ini adalah pelecehan 'zona abu-abu' dalam upaya untuk menggunakan perang kognitif untuk mempengaruhi moral masyarakat kita," katanya, dilansir dari DW.
"Kami menyerukan agar praktik ini segera diakhiri untuk memastikan keselamatan penerbangan di wilayah ini," kata kementerian tersebut.
Kementerian tersebut merilis sebuah ilustrasi yang menunjukkan dua balon udara China yang dikatakan telah melewati garis tengah antara China dan Taiwan pada Jumat (5/1/2024).
Salah satu balon berada tepat di atas pulau itu, katanya.
Taiwan akan mengadakan pemilihan presiden minggu depan, yang dapat menentukan arah hubungan Taipei dengan Beijing.
Ketegangan telah meningkat sejak terpilihnya Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada tahun 2016, dengan Beijing menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) melakukan kegiatan separatis.
Awal tahun ini, Tsai, yang akan segera mengundurkan diri, mengatakan bahwa perang bukanlah sebuah pilihan.
Sementara itu, Wali kota Taipei Hou Yu-ih dari partai oposisi Kuomintang (KMT) memperingatkan bahwa Taipei menghadapi pilihan antara perdamaian dan perang dan berjanji untuk menjaga stabilitas regional.
https://www.kompas.com/global/read/2024/01/07/110738470/china-tak-sungkan-terbangkan-balon-udara-di-langit-taiwan