Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

UPDATE Gempa China: 135 Orang Tewas, Cuaca Dingin Masih Jadi Kendala

GANSU, KOMPAS.com - Gempa China di Provinsi Gansu dan Qinghai pada Senin (18/12/2023) tengah malam telah merenggut sedikitnya 135 nyawa.

Jumlah korban jiwa paling banyak ada di Gansu. Ada lebih dari 100 orang tewas akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,9 tersebut.

Kini, kendala yang dihadapi oleh pemerintah China ialah musim dingin yang mencapai hingga -33 derajat celsius. Maka dari itu, China sedang berpacu dengan waktu agar para korban gempa bumi bisa mendapat tempat berlindung.

Menurut Zhou Yongfeng, seorang pejabat dari wilayah Jishishan di Gansu, cuaca dingin bulan Desember ini menjadikan operasi bantuan sedikit terkendala.

"Saat ini, kita berpacu dengan waktu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secepat mungkin, sehingga masyarakat dapat menghabiskan musim dingin yang hangat dengan aman," katanya seperti diberitakan AFP pada Kamis (21/12/2023).

Dari pantauan AFP, terlihat para korban berkerumun di sekitar api untuk menghangatkan diri.

Pemerintah juga telah memberikan bantuan ribuan tenda darurat sebagai tempat berlindung sementara.

Ribuan petugas juga masih sibuk menyiapkan tempat berlindung, makanan dan fasilitas lainnya pagi para pengungsi.

Zhou, yang bekerja di Liugou mengatakan kepada AFP bahwa membangun pemukiman baru tentu tidak mudah.

"Tenda-tenda darurat bukanlah pendekatan jangka panjang. Tapi karena musim dingin di China utara terlalu dingin, maka tidak mungkin untuk membangun kembali secara langsung setelah bencana," katanya.

"Jadi, pekerjaan baru bisa dimulai pada musim semi tahun depan," imbuh dia.

Sementara itu kantor berita milik negara, Xinhua, menyatakan, jumlah korban tewas meningkat pada Kamis saat tim penyelamat terus mencari korban yang terkubur hidup-hidup sejak Selasa di Qinghai.

Menurutnya, masih ada 12 orang yang dinyatakan hilang karena gempa China.

Sedangkan di Rumah Sakit Rakyat Kabupaten Jishishan di Gansu, dokter merawat para korban yang luka ringan, memberikan infus dan memeriksa dengan sinar-X.

"Saya benar-benar ingin pulang," kata pasien paruh baya yang menunggu untuk menjalani operasi pada kakinya yang terluka, kepada AFP.

"Tetapi tempat saya telah hancur, jadi saya bertanya-tanya ke mana saya bisa pergi," ungkap dia.

Salah seorang pejabat daerah Jishishan juga mengatakan bahwa masyarakat masih khawatir adanya gempa susulan.

"Mereka tidak bisa tidur nyenyak karena tidak ada tempat yang aman," tandasnya.

https://www.kompas.com/global/read/2023/12/21/180746470/update-gempa-china-135-orang-tewas-cuaca-dingin-masih-jadi-kendala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke