Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tak Kuasa Hadapi Long Covid-19, Perempuan Kanada Ini Ajukan Euthenasia

TORONTO, KOMPAS.com - Setelah lama berjuang melawan gejala long Covid-19, seorang perempuan asal Toronto, Kanada, Tracey Thompson (55) membuat keputusan yang mengejutkan.

Menurut sebuah laporan, Thompson merasa bahwa hidupnya terampas akibat long Covid-19.

Dia tak lagi bisa bangun dari tempat tidur, apalagi untuk beraktivitas. Maka dari itu, ia membuat keputusan untuk melakukan bunuh diri dengan bantuan.

Seperti diberitakan DailyMail pada Kamis (14/12/2023), Tracey Thompson mengajukan permohonan untuk program euthenasia resmi di negara tersebut usai merasa hidupnya tak akan membaik.

"Harapan hidup saya dengan penyakit ini hampir tidak ada. Jadi ini bukan kehidupan yang baik," katanya.

"Saya tidak bisa melakukan apa pun. Ini sangat membosankan. Long Covid-19 sangat mengisolasi saya," imbuh dia.

Ia sendiri telah menghabiskan sekitar 22 jam setiap hari dengan susah payah terbaring di tempat tidur sejak tertular virus corona baru yang pertama kali menyebar ke seluruh dunia pada 2020 lalu.

Selain menderita serangkaian gejala yang membuatnya tidak bisa memasak sendiri atau bahkan membaca, Thompson hidup dari sisa uang sejak kehilangan pekerjaannya setelah tertular Covid.

Dengan harapan hidup yang kecil dan akan segera kehabisan uangnya, Thompson pada Desember 2022 mengajukan permohonan kepada Canada's Medical Assistance in Dying (MAID).

Itu adalah program yang memungkinkan penduduk Kanada untuk mengakhiri hidup mereka jika mengalami penyakit yang tidak dapat disembuhkan.

MAID pertama kali disahkan pada 2016 untuk pasien penyakit stadium akhir, namun kemudian diperluas hanya satu tahun setelah Thompson jatuh sakit.

MAID dapat menyasar individu yang menderita penyakit atau kecacatan yang “tidak dapat ditoleransi” dan “tidak dapat disembuhkan”, meskipun belum mendekati akhir kehidupan alami mereka.

Thompson secara bertahap menjadi lebih sakit setelah tertular Covid-19, mengalami penurunan kemampuan kognitif, kesulitan bernapas, dan ketidakmampuan untuk berolahraga atau mengeluarkan energi.

Ia dulu adalah seorang chef profesional. Kini, Thompson pun harus mengonsumsi berbagai obat dan minuman pengganti makanan setelah long Covid-19  menyebabkan dirinya menjadi alergi terhadap berbagai hal.

"Mengumpulkan energi untuk pergi ke kamar mandi adalah bagian terbesar dari hari-hari saya," katanya.

Bahkan membaca, menonton televisi, atau mendengarkan musik sambil tiduran saja tak bisa ia lakukan karena penyakitnya yang bertambah parah.

Thompson menghabiskan setiap harinya sendirian.

"Kemudian saya bangun dan melakukan semuanya lagi," tutur dia.

Dia telah menghabiskan tabungan hidupnya untuk membayar perumahan, makanan dan perawatan medis yang sangat mahal.

Sejak terdeteksi mengidap long Covid-19, Tracey Thompson juga telah didiagnosis menderita sejumlah penyakit lain. Ini termasuk, myalgic encephalomyelitis atau sindrom kelelahan kronis (ME/CFS), sindrom takikardia ortostatik postural (PoTS), dan sindrom aktivasi sel mast (MCAS).

Thompson mengatakan kepada CTV News Toronto bahwa keputusannya untuk mengakhiri hidup adalah “pertimbangan finansial” karena keadaannya yang sulit, bukan untuk memenuhi keinginannya untuk mati.

"Saya sangat senang masih hidup. Saya masih menikmati hidup. Kicau burung, hal-hal kecil yang menghiasi hari-hariku tetap menyenangkan. Saya masih menikmati bersama teman-teman saya," ungkap dia pada Juli 2022.

Thompson tidak dapat membagikan status lamarannya dengan MAID.

Ia mengklaim bahwa dirinya dilarang secara hukum untuk mengungkapkan rinciannya.

Setidaknya, data menunjukkan lebih dari 13.200 orang meninggal melalui MAID pada 2022, terhitung 4,1 persen dari seluruh kematian di Kanada.

Program ini menjadi kontroversial sejak pertama kali diluncurkan, dan semakin kontroversial seiring dengan perluasan program yang mencakup lebih banyak kelompok.

Kanada baru-baru ini mendapat kecaman karena mempertimbangkan penambahan sub-bagian populasi lainnya untuk memenuhi syarat yakni anak di bawah umur yang sakit parah.

Perubahan ini akan memungkinkan anak-anak yang berusia di bawah 18 tahun untuk disuntik mati. Padahal ini sebuah prosedur yang dilarang.

https://www.kompas.com/global/read/2023/12/15/193900770/tak-kuasa-hadapi-long-covid-19-perempuan-kanada-ini-ajukan-euthenasia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke