Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inggris Berencana Mendirikan Tugu Peringatan Ratu Elizabeth II

Penghormatan untuk raja terlama di Inggris, yang meninggal pada bulan September tahun lalu pada usia 96 tahun setelah 70 tahun di atas takhta, akan diresmikan bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-100.

Sebuah badan yang baru dibentuk, komite peringatan Ratu Elizabeth, akan mempertimbangkan dan merekomendasikan proposal untuk program peringatan dan warisan, kata departemen pemerintah Kantor Kabinet.

Dilansir dari CNA, Badan independen yang akan dipimpin oleh Robin Janvrin, mantan sekretaris pribadi mendiang ratu, akan mempertimbangkan kehidupannya, puluhan tahun pelayanan publik dan tujuan-tujuan yang ia dukung, tambahnya.

Janvrin, seorang anggota parlemen yang tidak terpilih di Majelis Rendah, menyebut pengangkatannya sebagai sebuah kehormatan.

"Ini akan menjadi tantangan yang unik untuk mencoba mengabadikan kontribusi luar biasa Yang Mulia kepada kehidupan nasional kita selama masa pemerintahannya yang sangat panjang," tambahnya.

Para tokoh senior kerajaan, politik, dan tokoh-tokoh serta para ahli lainnya akan ditunjuk ke dalam komite tersebut untuk mengembangkan ide-ide dan memberikan rekomendasi mereka kepada pewarisnya, Raja Charles III, dan Perdana Menteri Rishi Sunak.

Komite ini juga akan meminta saran dari masyarakat selama proses persiapan.

Pemerintah mengatakan akan mendukung proposal-proposal tersebut dan mempertimbangkan opsi-opsi pendanaan.

"Ratu Elizabeth II adalah raja yang memerintah paling lama dan pelayan publik terbesar kami," kata Wakil Perdana Menteri Oliver Dowden.

"Lord Janvrin sekarang akan memulai pekerjaan penting dalam merancang penghormatan yang sesuai untuk warisan pelayanannya kepada bangsa kita dan Persemakmuran," tambahnya.

https://www.kompas.com/global/read/2023/09/03/130000370/inggris-berencana-mendirikan-tugu-peringatan-ratu-elizabeth-ii

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke