Arab Saudi dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, tetapi Jeddah memberi izin pesawat tujuan Seychelles ke Tel Aviv tersebut untuk mendarat darurat.
Wilayah udara Saudi ditutup bagi penerbangan dari dan ke Israel hingga Juli 2022, dan baru dibuka saat kunjungan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ke wilayah tersebut.
Adapun Air Seychelles mendarat darurat pada Senin (28/8/2023) di kota pesisir Jeddah karena kendala teknis.
Pada Selasa (29/8/2023), Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa penerbangan sewaan telah menjemput warga Israel dari Jeddah.
“Saya sangat mengapresiasi sikap hangat otoritas Saudi terhadap penumpang Israel yang penerbangannya mengalami kesulitan dan terpaksa mendarat darurat di Jeddah,” kata Netanyahu dalam video singkat, dikutip dari kantor berita AFP.
Menurut media Israel, ada 128 warga negara mereka di pesawat itu. Para penumpang disambut dan diberi akomodasi semalam di Jeddah.
Meskipun Saudi tidak termasuk negara Teluk dan Arab yang menormalisasi hubungan dengan Israel sebagai bagian Perjanjian Abraham 2020 yang ditengahi AS, spekulasi mengenai kesepakatan yang akan datang semakin berkembang.
Riyadh dan Washington sudah membahas syarat Arab Saudi untuk kemajuan normalisasi, menurut orang-orang yang mengetahui pertemuan tersebut.
Namun, para komentator pers Israel berpendapat, upaya-upaya itu baru dirancang setelah Israel mengumumkan pertemuan Menteri Luar Negerinya dengan Menlu Libya di Roma.
Pertemuan itu memicu protes di Libya--yang tidak mengakui Israel--dan menyebabkan pemecatan Menteri Luar Negeri Najla Al Mangoush.
https://www.kompas.com/global/read/2023/08/30/114600270/pesawat-israel-mendarat-darurat-di-arab-saudi-meski-tak-ada-hubungan