Iran juga menyebut telah menambahkan senjata baru ke gudang senjatanya karena ketegangan tetap tinggi dengan Amerika Serikat atas program nuklir Teheran.
Rudal baru yang disebut Fattah, atau "Penakluk" dalam bahasa Farsi, diluncurkan bahkan ketika Iran mengatakan akan membuka kembali pos diplomatiknya pada hari Selasa di Arab Saudi.
Dilansir dari Yahoo News, segmen yang diatur dengan ketat di televisi negara Iran tampaknya berusaha untuk menunjukkan bahwa pemerintah garis keras Teheran masih dapat mengerahkan senjata melawan musuh-musuhnya di sebagian besar Timur Tengah.
“Hari ini kami merasa kekuatan pencegah telah terbentuk,” kata Presiden Iran Ebrahim Raisi pada acara tersebut.
“Kekuatan ini merupakan jangkar keamanan dan perdamaian abadi bagi negara-negara kawasan," tambahnya.
Jenderal Amir Ali Hajizadeh, kepala program kedirgantaraan paramiliter Pengawal Revolusi, meluncurkan apa yang tampak seperti model rudal tersebut.
Hajizadeh mengklaim rudal itu memiliki jangkauan hingga 1.400 kilometer (870 mil), jarak menengah untuk persenjataan rudal balistik Iran yang luas.
Rudal balistik sendiri telah dibangun oleh Garda Revolusi selama bertahun-tahun meski sanksi Barat sebagian besar mencegahnya mengakses persenjataan canggih.
“Tidak ada sistem yang dapat menyaingi atau melawan rudal ini,” klaim Hajizadeh.
Klaim itu, bagaimana pun, tergantung pada seberapa bermanuver rudal itu.
Rudal balistik terbang pada lintasan di mana sistem anti-rudal seperti Patriot dapat mengantisipasi jalurnya dan mencegatnya.
https://www.kompas.com/global/read/2023/06/07/220000070/iran-klaim-ciptakan-rudal-hipersonik-15-kali-lipat-kecepatan-suara