Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rusia Habiskan Banyak Uang untuk Lindungi Putin dari Covid

MOSKWA, KOMPAS.com - Sekitar 54,6 juta dollar AS (Rp 817,7 miliar) dihabiskan untuk sejumlah tindakan yang diambil untuk melindungi kesehatan Presiden Rusia Vladimir Putin di dua tahun pandemi, 2020 dan 2021, menurut data yang tersedia secara terbuka.

Pengeluaran ini termasuk karantina untuk anggota staf Kremlin, kru pilot, dan dokter yang berkontak dengan Putin, PCR, dan tes antibodi Covid. Juga termasuk suntikan vaksin tambahan untuk influenza, bakteri staphylococcus aureus, dan cacing.

Bahkan setelah pandemi mereda, semua protokol perlindungan kesehatan ini masih terus dilakukan.

Saat pandemi Covid sedang pada puncak tertingginya, Putin adalah salah satu pemimpin yang paling terlindungi di dunia – bahkan hingga sekarang, saat restriksi Covid mulai dilonggarkan di seluruh dunia.

Semua orang dengan akses radius satu kilometer dari Putin (ini berarti belasan orang, seperti dokter, staf khusus, pilot, dan banyak lagi) harus menghabiskan dua pekan di karantina.

Mereka juga harus melakukan setidaknya empat tes Covid, juga sejumlah tes kesehatan lain, termasuk di antaranya memberikan sampel urine dan feses.

Namun bagaimana sistem untuk melindungi Vladimir Putin ini bekerja?

“Lalu tiba giliran saya. Kami berjabat tangan dan saya mengucapkan semoga sukses kepadanya (Vladimir Putin) dari semua veteran perang di negara kami,” kata Akhat Yulashev, seorang purnawirawan jenderal dari Tatarstan, kepada media lokal setelah dia kembali ke kotanya dari Moskwa.

Pria 94 tahun ini pergi ke Moskwa untuk menghadiri parade Hari Kemerdekaan 9 Mei di Lapangan Merah Moskwa yang terkenal.

Tapi karena dia telah direncanakan akan begitu dekat dengan Putin dan berjabat tangan dengannya, sebelum acara dia harus dikarantina dulu di sebuah hotel di Moskwa, yang disebutnya “sangat mewah”.

Pengeluaran yang tak pernah terjadi sebelumnya

BBC tidak dapat berbicara secara langsung dengan Jenderal Yulashev, namun dia diyakini merupakan satu dari sekitar 400 orang yang dikarantina selama dua pekan di hotel-hotel mewah Moskwa (satu hotel bintang empat dan satu hotel bintang lima) sebelum mereka bertemu dengan Putin di parade.

Setelah pandemi mereda dan berbagai vaksin telah ada, protokol perlindungan di sekitar Putin tetap berlangsung.

Putin juga bolak-balik di antara sejumlah rumahnya lebih sering sekarang daripada dua tahun lalu. Dan kemana pun dia pergi, belasan orang dalam timnya mengikuti.

Data yang tersedia secara publik dari sumber-sumber resmi pemerintah Rusia mengungkap sekitar 3,2 juta rubel (54,6 juta dollar AS atau Rp 817,7 miliar) dihabiskan untuk melindungi kesehatan Putin melalui protokol ini.

Mikhail Fremderman, seorang dokter Israel yang hingga 2014 tinggal di Rusia, mengatakan langkah ini belum pernah terjadi sebelumnya.

“Dari semua langkah ini, sangat tidak mungkin menilai apakah presiden Rusia sedang mengalami permasalahan kesehatan serius. Kemungkinan ini hanyalah tindakan pengamanan,” kata Fremderman.

Konstatin Balonov, seorang dokter AS yang telah merawat pasien-pasien Covid kritis, pernah tinggal di Rusia pada tahun 1990-an.

Dia berkata, protokol kesehatan yang berlebihan ini kemungkinan terkait dengan para petugas medis Kremlin yang tidak mau ambil risiko.

Tes yang berlebihan

Di awal masa pandemi, melakukan tes usap menjadi salah satu kewajiban penting. Tapi sekarang, meski Putin dilaporkan sudah divaksinasi, melakukan tes usap untuk semua orang yang berkontak langsung dengannya tetap merupakan kewajiban.

Sejumlah tes lain juga ditambahkan, seperti tes antibodi Covid, flu, demam dan infeksi bakteri staph, juga tes feses untuk cacing bagi sebagian orang.

Menurut data pemerintah, sejak awal 2021, sekitar 1.500 orang telah melakukan berbagai tes lengkap ini.

Pada Februari 2022, sejumlah media Rusia yang mengutip sumber-sumber anonim melaporkan bahwa sebagian staf Kremlin dengan akses kepada presiden harus mengumpulkan sampel feses sepekan sekali.

Data terbuka juga mengindikasikan kru pesawat dan semua staf yang terlibat dalam penerbangan bersama presiden harus melakukan tes-tes serupa. Total, staf penerbangan telah menghabiskan lebih dari 2,1 juta dollar AS (Rp 31,4 miliar) selama dua tahun pandemi untuk tes kesehatan saja.

Pada Mei tahun ini saja, kru penerbangan mengumpulkan 1.376 hasil tes usap dan 98 sampel feses, juga 447 tes darah. Sejumlah besar kru menghabiskan karantina di hotel-hotel yang terletak di pinggiran Moskwa.

Seorang dokter spesialis penyakit menular Rusia berkata kepada BBC bahwa tingkat tes yang berlebihan ini bukannya tidak memiliki tujuan medis.

“Semua tes ini jumlahnya dua kali lipat tes PCR yang normal,” ujarnya, menambahkan bahwa dia tidak mengetahui ada tes sampel feses yang juga rutin dilakukan untuk mendeteksi infeksi Covid.

Mengetes infeksi lain dan mengurangi kontak langsung dengan orang lain adalah hal yang biasa dilakukan untuk pasien kritis, kata dia, namun hanya jika pasien itu hendak melakukan operasi.

Dia juga menambahkan, semua tes ini kemungkinan tidak berdasar sains, namun hanya merupakan usaha dari para petugas pemerintah rendahan untuk menjilat atasan mereka – menunjukkan bahwa mereka telah memikirkan semuanya.

Rombongan medis

Pada Maret 2021, Kremlin mengumumkan bahwa Presiden Putin telah divaksinasi. Tak lama, diumumkan pula bahwa vaksin yang digunakan adalah vaksin pertama yang diproduksi di Rusia, Sputnik V.

Proses uji klinis vaksin ini dipertanyakan oleh banyak ahli di luar Rusia.

Setelah vaksinasi itu, Vladimir Putin melakukan perjalanan lebih sering berkeliling negaranya, bahkan tinggal di berbagai kediamannya yang terletak di luar Moskwa.

BBC menemukan dari sumber-sumber terbuka bahwa ada empat dokter yang menemani Presiden Putin saat dia singgah di rumah liburannya di Danau Uzhyn, sekitar 400 Kilometer sebelah barat laut Moskwa.

Puluhan ribu dollar AS dihabiskan untuk akomodasi staf medis ini.

Ada pula indikasi dari sumber terbuka bahwa ada sejumlah dokter yang juga menemani Vladimir Putin dalam perjalanannya ke kediamanya yang lain, kali ini di Sochi, Rusia selatan.

BBC telah memverifikasi bahwa tim dokter juga menemani presiden Rusia ketika ia menghadiri forum bisnis di St Petersburg dan di Vladivostok.

Di Vladivostok, protokol kesehatan untuk melindungi Putin sangat rumit, karena Vladivostok berada di Timur Jauh Rusia, dan berjarak 11 jam penerbangan dari Moskwa.

Media independen Rusia melaporkan bahwa sejumlah staf Kremlin telah menghabiskan hingga 150 hari dalam satu tahun dalam karantina di kamar hotel.

Bagaimana protokol di negara lain?

Mikhail Fremderman, seorang dokter Israel, mengatakan protokol Covid saat ini di Israel sama untuk kepala pemerintahan seperti halnya untuk warga negara biasa.

Tidak ada tindakan atau pengujian tambahan dilakukan di sana. PM Israel didampingi oleh dokter, tetapi hanya dalam perjalanan ke luar negeri.

Dokter dari AS, Konstantin Balonov, mengatakan dia belum pernah mendengar ada orang yang diuji untuk Covid melalui sampel feses dan satu-satunya tes Covid yang dia ketahui adalah PCR atau tes antigen.

Menurut Balonov, sumbernya yang akrab dengan protokol medis di Gedung Putih menegaskan bahwa saat ini tidak ada pengujian atau karantina yang berlaku untuk anggota pers.

Sebelumnya di masa pandemi, jurnalis yang menghadiri konferensi pers di Gedung Putih wajib menyediakan hasil tes Covid negatif dan menggunakan masker wajah – sesuatu yang merupakan standar di semua ruang publik di AS pada saat itu.

https://www.kompas.com/global/read/2022/07/20/160100370/rusia-habiskan-banyak-uang-untuk-lindungi-putin-dari-covid

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke