KYIV, KOMPAS.com - Miliarder Inggris Sir Richard Branson melakukan perjalanan ke Ukraina, di mana dia menemui Presiden Volodymyr Zelensky dan mengunjungi bandara Hostomel, tempat pertempuran berdarah dan merusak di awal perang.
Pengusaha dan pendiri Virgin Group itu hadir memenuhi undangan dari pemimpin Ukraina untuk bertemu dengan Zelensky, menteri luar negeri Dmytro Kuleba dan sekelompok pemimpin bisnis Ukraina pada Rabu (29/6/2022).
Branson mengatakan tujuan pertemuan itu adalah untuk “mempelajari bisnis apa yang dapat dilakukan dalam kemitraan dengan masyarakat sipil dan pemerintah, untuk dengan efektif mendukung Ukraina.”
Bagian penting dari perjalanan itu ketika Branson mengunjungi Bandara Hostomel, di mana ia melihat kekacauan yang ditimbulkan oleh pasukan Vladimir Putin dan memeriksa bangkai Antonov 225.
Pesawat Antonov 225 yang dikenal sebagai Mriya, atau 'Dream' - adalah pesawat angkut terbesar di dunia dan permata dirgantara Soviet dan Ukraina sampai kehancurannya.
“Jelas serangan semacam ini disengaja dan sewenang-wenang. Mereka adalah bagian dari strategi yang disengaja untuk menyebarkan ketakutan dan teror di antara penduduk sipil Ukraina,” ujar pengusaha Inggris itu sebagaimana dilansir Daily Mail.
"Saya berharap para pelaku Rusia dari tindakan mengejutkan ini akan dimintai pertanggungjawaban."
Pendiri Virgin Grup itu menyebut kunjungan ke negara yang dilanda perang itu sebagai “pengalaman yang membuatnya berefleksi dan emosional.”
Dia mengenang kunjungan terakhirnya pada 2014 dan 2015 ke Kyiv yang diingatnya dengan sangat baik.
Ibu kota itu menurutnya adalah kota yang indah, dengan pemandangan kota bersejarah yang menakjubkan yang dibangun di sepanjang tepi Dnieper yang megah.
“Tapi bekas luka perang tak terhindarkan di seluruh kota yang luas ini, terutama di reruntuhan bangunan tempat tinggal, yang terbakar akibat serangan udara dan serangan rudal Rusia yang membabi buta,” tambahnya.
“Miliarder itu mencatat bahwa dia terus-menerus mendukung negara kita, kedaulatan, integritas teritorial dan pengenalan sanksi terberat terhadap Rusia dan mereka yang mendukung dan membiayai perang,” kata dia.
Taras Dumenko, kepala administrasi militer Hostomel yang membantu mengatur kunjungan Branson ke bandara, menyatakan: “Di Hostomel (Branson) tertarik dengan lapangan terbang SE Antonov dan kemungkinan renovasinya. Kami memberi tahu tamu kami tentang prospek dan proyek rekonstruksi bandara yang ada.”
Pesawat Antonov 225 yang sangat besar, sumber kebanggaan nasional bagi Ukraina, dihancurkan pada minggu pertama perang setelah tank Rusia meluncur melintasi perbatasan pada 24 Februari.
Pesawat kargo ini memiliki enam mesin, beratnya 314 ton dan awalnya dirancang untuk membawa pendorong roket untuk program luar angkasa Soviet, berukuran panjang 275 kaki dengan lebar sayap 288 kaki (hampir dua kali lebar lapangan sepak bola standar).
Dengan peningkatan dan pengembangan kembali, pesawat ini memiliki berat lepas landas maksimum 640 ton. Artinya, An-225 dapat membawa kargo lebih dari beratnya sendiri.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan pada saat kehancurannya: “Rusia mungkin telah menghancurkan 'Mriya kami, tetapi mereka tidak akan pernah bisa menghancurkan impian kami tentang negara Eropa yang kuat, bebas dan demokratis. Kami akan menang!”
Produsen senjata negara Ukroboronprom memperkirakan biaya perbaikan pesawat terbesar di dunia milik Ukraina itu bisa mencapai lebih dari 3 miliar dollar AS (Rp 45 triliun), yang akan mereka coba tagih pembayarannya ke Rusia.
https://www.kompas.com/global/read/2022/07/03/120200770/richard-branson-miliarder-pendiri-virgin-group-ke-ukraina-lihat-pesawat