Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Presiden Kenya Desak Pengerahan Pasukan Regional untuk Atasi Pemberontak M23 di RD Kongo

NAIROBI, KOMPAS.com - Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyerukan pengerahan pasukan regional untuk memulihkan keamanan di timur Republik Demokratik Kongo (RDK) yang dilanda kekerasan, di mana pertempuran sengit menghidupkan kembali permusuhan lama.

RDK yang kaya mineral berjuang untuk menahan lusinan kelompok bersenjata di timur negara yang luas itu. Banyak di antara kelompok itu merupakan warisan dari dua perang regional seperempat abad yang lalu.

Beberapa pekan kekerasan telah berkembang menjadi kebuntuan diplomatik antara RDK dan tetangganya Rwanda, yang disalahkan atas kebangkitan milisi pemberontak M23 baru-baru ini.

Rwanda berulang kali membantah mendukung pemberontak, sementara kedua negara saling menuduh melakukan penembakan lintas perbatasan.

"Saya menyerukan aktivasi Pasukan Regional Afrika Timur di bawah naungan Komunitas Afrika Timur (EAC)," kata Kenyatta dalam sebuah pernyataan pada Rabu (15/6/2022), sebagaimana dilansir AFP.

"Permusuhan terbuka" itu mengancam akan menggagalkan proses politik yang sedang berlangsung untuk mengatasi situasi keamanan di negara berpenduduk 90 juta orang itu, tambahnya.

Keputusan untuk membentuk kekuatan regional tercapai pada April, ketika Kenyatta menjamu para pemimpin Uganda, Burundi, Rwanda dan RDK di Nairobi untuk membahas krisis tersebut.

Komandan regional dari blok tujuh negara EAC akan bertemu pada Minggu (19/6/2022) untuk menyelesaikan persiapan pengerahan pasukan gabungan, kata Kenyatta.

"Pasukan Regional Afrika Timur akan segera dikerahkan ke provinsi Ituri, Kivu Utara dan Kivu Selatan untuk menstabilkan zona dan menegakkan perdamaian."

Pasukan PBB, yang dikenal dengan akronim Perancis MONUSCO, sudah beroperasi di RDK.

Kenyatta mengatakan pasukan regional akan bekerja bersama otoritas provinsi setempat dan berkoordinasi erat dengan MONUSCO, untuk melucuti senjata siapa pun yang membawa senjata api ilegal.

Komentarnya menindaklanjuti diskusi antara panglima tentara Afrika Timur di pusat komersial RDK timur, Goma, pekan lalu tentang "modalitas awal" untuk membentuk kekuatan militer regional.

Rawan gejolak

Daerah yang rawan gejolak itu juga merupakan wadah masalah geopolitik, karena berbagi perbatasan dengan sejumlah negara antara lain Uganda, Rwanda dan Burundi.

Uganda telah mengerahkan pasukan untuk memerangi Pasukan Demokrat Sekutu yang terkenal kejam di RDK timur, atas undangan pemerintah Kongo.

Namun ketegangan antara Rwanda dan RDK telah meningkat menyusul serangan balik oleh milisi M23.

Pekan ini, kelompok separatis itu mengklaim menguasai kota perbatasan utama Bunagana, dan memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

M23 adalah sebuah milisi Tutsi, terutama Kongo, yang merupakan salah satu dari sejumlah kelompok bersenjata di RDK timur. Mereka menjadi terkenal secara global pada 2012 ketika merebut Goma.

Kelompok tersebut berhasil dipaksa keluar tak lama kemudian dalam serangan bersama oleh pasukan PBB dan tentara Kongo.

Kelompok itu mengangkat senjata lagi pada akhir November setelah menuduh pemerintah Kinshasa gagal menghormati perjanjian 2009 yang melibatkan para pejuangnya ke dalam tentara.

Hubungan antara Kinshasa dan Kigali telah tegang sejak kedatangan massa Hutu Rwanda di RDK, yang dituduh membantai Tutsi selama genosida Rwanda 1994.

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/16/090616670/presiden-kenya-desak-pengerahan-pasukan-regional-untuk-atasi-pemberontak

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke