Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jerman Setujui Sanksi Baru Setelah Rusia Dituding Lakukan Kejahatan Perang

BERLIN, KOMPAS.com – Jerman mengatakan bahwa Barat akan setuju untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi terhadap Rusia dalam beberapa hari mendatang.

Langkah terbaru tersebut diumumkan Jerman setelah Ukraina menuding pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di dekat Kyiv, sebagaimana dilansir Reuters.

Pada Minggu (3/4/2022), Rusia membantah bahwa pasukannya bertanggung jawab atas kematian warga sipil di Kota Bucha. Moskwa justru menuding Ukraina melakukan provokasi.

Reuters melihat mayat-mayat berserakan di seluruh kota. Salah satu mayat tampak dengan tangan terikat dengan kain putih dan tertembak di mulut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan genosida.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari tindakannya.

Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht bertutur, Uni Eropa harus berbicara tentang mengakhiri impor gas Rusia.

Sebelumnya, Jerman menolak seruan untuk memberlakukan embargo impor energi dari Rusia.

Berlin kerap menuturkan bahwa perekonomian dan negara-negara Eropa lainnya terlalu bergantung pada gas Moskwa. Rusia memasok 40 persen kebutuhan gas Eropa.

Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Maio mengatakan, peristiwa di Bucha melepaskan gelombang kemarahan yang akan mengarah pada sanksi baru.

Di Maio juga tidak mengesampingkan bahwa dalam beberapa jam ke depan, mungkin ada perdebatan tentang masalah impor energi fosil dari Rusia.

Dia juga menuturkan bahwa negaranya tidak akan memveto jika Eropa membuat paket sanksi lainnya kepada Rusia.

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengatakan, mereka yang melakukan kejahatan perang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.

Selain itu, Inggris mengatakan pihaknya meningkatkan sanksi kepada Rusia sedangkan Perancis mengutuk pelanggaran besar-besaran oleh pasukan Rusia di Ukraina.

Sanksi

Kremlin mengatakan, sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada Barat sama dengan deklarasi perang ekonomi.

Rusia mengatakan, Moskwa sekarang akan melihat ke arah timur untuk mitra seperti China dan India.

Rusia menghadapi kontraksi ekonomi terbesar selama beberapa dekade terakhir akibat sanksi dari Barat.

Putin menuturkan, Barat tidak mengerti apa-apa tentang Rusia jika menganggap Moskwa akan menyerah pada sanksi.

Pemutusan gas dari Rusia ke Eropa akan menghapus pertumbuhan di ekonomi terbesar “Benua Biru”, membuat harga energi melambung dan mendorong gelombang inflasi yang tinggi.

Di sisi lain, Rusia, yang telah memasok gas ke Eropa sejak 1970-an, akan kehilangan pendapatan senilai ratusan miliar dollar AS jika aliran gas ke Eropa diputus.

“Dunia jauh lebih besar dari Eropa, dan faktanya Rusia jauh lebih besar dari Eropa. Jadi, cepat atau lambat kami akan berdialog tidak peduli apa yang diinginkan orang-orang di seberang lautan," kata Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada televisi pemerintah Channel One.

https://www.kompas.com/global/read/2022/04/04/110100470/jerman-setujui-sanksi-baru-setelah-rusia-dituding-lakukan-kejahatan

Terkini Lainnya

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Pemungutan Suara di Paris Bikin Pulau Milik Perancis di Pasifik Mencekam, Mengapa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke