Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Haru, Bayi yang Hilang Saat Evakuasi Afghanistan 5 Bulan Lalu Berhasil Dipertemukan Kembali dengan Keluarganya

KABUL, KOMPAS.com - Seorang bayi laki-laki yang terpisah dari orang tuanya dalam kekacauan evakuasi Amerika Serikat (AS) dari Afghanistan pada Agustus 2021 lalu, berhasil dikembalikan kepada keluarganya.

Saat itu Taliban baru saja mengusai negara tersebut dan banyak warga Afghanistan berusaha melarikan diri.

Bayi laki-laki itu bernama Sohail Ahmadi.

Kejadian bermula ketika ayah Sohail menyerahkan bayinya itu kepada seorang tentara AS di batas pagar.

Dia melakukan hal itu dalam upaya melindungi anaknya dari benturan saat ribuan orang tengah berdesak-desakan berjuang masuk ke bandara Kabul.

Mereka kemudian terpisah dan apa yang terjadi selanjutnya tidak jelas.

Namun, seorang sopir taksi bernama Hamid Safi mengaku dirinya menemukan bayi itu sedang menangis dan sendirian di lantai bandara pada hari yang sama.

"Saya membawanya ke beberapa wanita untuk menyusuinya tetapi mereka tidak mau. Saya terus mencari keluarganya," kata Safi yang pergi ke bandara untuk membantu saudaranya dievakuasi, sebagaimana dikutip dari AFP, Senin (10/1/2022).

Pria berusia 29 tahun itu kemudian menelepon istrinya dan disarankan unutk membawa pulang bayi tersebut.

Dia dan istrinya mengaku terus mencari orang tua anak laki-laki itu tetapi gagal menemukannya.

Alhasil, mereka lantas memutuskan untuk mulai merawatnya dan memberinya nama Mohammad Abed.

"Jika kami tidak menemukan keluarganya maka kami akan melindungi dan membesarkannya seperti anak kami sendiri," kata Safi kepada AFP.

Sementara itu, ayah Sohail Mirza Ali Ahmadi mencari putranya yang hilang selama tiga hari di bandara dan pada akhirnya memilih untuk naik pesawat ke Amerika Serikat bersama istri dan empat anaknya lainnya.

Satu-satunya bandara Kabul hancur pada Agustus 2021 ketika puluhan ribu orang bergegas mengungsi dengan penerbangan yang tersedia saat AS menyelesaikan penarikan diri dari Afghanistan setelah perang 20 tahun.

Banyak warga Afghanistan takut akan kembalinya kekuasaan garis keras Taliban pada 1990-an atau pembalasan karena bekerja dengan pemerintah yang didukung AS atau pasukan asing.

Baru beberapa hari yang lalu kerabat Sohail ditemukan di Kabul dengan bantuan media sosial (medsos) dan polisi.

Pada akhirnya Sohail diserahkan kepada kakeknya.

Ini bisa jadi adalah ucapan selamat tinggal yang menyayat hati untuk keluarga Safi yang telah menemukan dan merawatnya.

"Saya merasa bertanggung jawab padanya seperti seorang ibu," ungkap istri Safi, Farimah.

Farimah pun merasakan kehilangan sosok Sohail.

"Dia (Sohail) sering terbangun di malam hari. Sekarang ketika saya bangun, dia tidak ada di sana dan itu membuat saya menangis," ungkap dia.

Namun, Farimah menyadari bahwa kembalinya Sohail kepada orang tua kandungnya adalah pilihan yang terbai.

"Saya seorang ibu. Saya mengerti dia (Sohail) tidak akan selalu bersama kami dan dia harus bersama orang tuanya," katanya kepada AFP.

Safi pun mengaku begitu sulit untuk bisa menyerahkan kembali Sohail ke keluarganya.

Pada hari Minggu (9/1/2022), kakek Sohail, Mirza Mohammad Qasemi mengundang keluarga Safi ke rumahnya di Kabul untuk menghabiskan waktu bersama bocah lelaki itu yang telah dihujani kasih sayang.

"Mereka merawatnya selama lima bulan dan sangat dekat dengannya," kata Qasemi kepada AFP.

Dis sendiri melihat Safi dan Farimah sempat tampak ragu-ragu atau berat untuk menyerahkan Sohail.

Qasemi sangat senang Sohail nantinya dapat bergabung dengan orang tuanya di AS.

"Sulit untuk putri (ibu Sohail) saya. Dia menangis dan tidak makan apa-apa," kata Qasemi sambil menyeka air matanya saat melihat Sohail tidur di pangkuan Farimah.

Sampai Sohail bisa bergabung dengan orang tuanya, bocah laki-laki itu akan dijaga oleh bibinya.

"Kami berada dalam kondisi yang buruk selama lima bulan terakhir ini. Tetapi ketika kami menemukan bayi kami, kami senang bahwa Tuhan telah memberikan anak kami kembali kepada kami," kata ayah Sohail, Ahmadi saat dihubungi AFP melalui telepon dari AS.

https://www.kompas.com/global/read/2022/01/10/163100070/kisah-haru-bayi-yang-hilang-saat-evakuasi-afghanistan-5-bulan-lalu

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke