Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Korea Utara Konfirmasi Telah Berhasil Uji Coba Rudal Balistik di Laut Jepang

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengonfirmasi telah berhasil menguji coba peluncuran rudal balistik kapal selam (SLBM) baru. Hal itu membenarkan laporan dari Korea Selatan pada Selasa (19/10/2021).

Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengatakan, rudal balistik itu memiliki "banyak teknologi panduan kontrol canggih", dan ditembakkan dari kapal selam yang sama seperti uji coba pada 2016.

Sementara itu, dalam laporan media Pemerintah Korea Utara tersebut tidak sedikit pun menyebutkan nama pemimpin negara komunis, Kim Jong Un.

Melansir BBC pada Rabu (20/10/2021), itu mensinyalir bahwa Kim Jong Un tidak hadir dalam uji coba peluncuran rudal balistik.

Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba rudal dalam beberapa pekan terakhir, termasuk senjata teknologi hipersonik dan jarak jauh.

Beberapa uji coba senjata Korea Utara tersebut melanggar sanksi internasional yang dijatuhkan secara ketat kepada negara pemerintahan Kim Jong Un.

Korea Selatan secara khusus dilarang oleh PBB untuk menguji coba peluncuran rudal balistik serta senjata nuklir.

PBB menganggap rudal balistik lebih mengancam daripada rudal jelajah karena dapat membawa muatan yang lebih kuat, memiliki jangkauan yang lebih jauh, dan dapat meluncur lebih cepat.

Pada Selasa (19/10/2021), Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan adanya satu rudal yang telah diluncurkan dari pelabuhan Sinpo, di timur Korea Utara, di mana Pyongyang biasanya menempatkan kapal selamnya.

Rudal balistik itu dideteksi mendarat di Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang.

JCS mengatakan, itu diduga sebagai rudal balistik yang diluncurkan kapal selam.

Media Korea Selatan melaporkan bahwa rudal khusus ini diyakini telah menempuh jarak sekitar 450 km pada ketinggian maksimum 60 km.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Selasa (19/10/2021) mengatakan, dua rudal balistik telah ditembakkan, dan menyebut peluncuran itu "sangat mengecewakan".

Apa pentingnya peluncuran rudal balistik bagi Korea Utara?

Pada Oktober 2019, Korea Utara melakukan uji coba peluncuran rudal balistik yang dari kapal selam (SLBM), yang disebut Pukguksong-3.

Pada saat itu, KCNA mengatakan telah ditembakkan dari sudut tinggi untuk meminimalkan "ancaman eksternal".

Namun, jika rudal diluncurkan pada lintasan standar, bukan vertikal, ia bisa menempuh jarak sekitar 1.900 km. Jarak itu akan mampu menghantam semua Korea Selatan dan Jepang.

Rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam juga dapat membuatnya lebih sulit dideteksi dan memungkinkan mereka untuk mendekati target lainnya.

Uji coba peluncuran rudal balistik terbaru terjadi ketika Korea Selatan juga mengembangkan senjatanya, yang menurut pengamat itu terlihat seperti perlombaan senjata di semenanjung Korea.

Seoul mengadakan pameran pertahanan terbesar Korea Selatan pada pekan ini.

Acara tersebut akan mengungkap persenjataan terbaru negara, seperti jet tempur dan rudal.

Korea Selatan diketahui juga akan segera meluncurkan roket luar angkasanya sendiri.

Korea Utara dan Selatan secara teknis adalah dua negara yang masih berperang karena Perang Korea, yang membagi wilayah semenanjung menjadi dua itu hanya menyepakati gencatan senjata pada 1953, tidak kesepakatan damai.

Dalam Perang Korea tersebut, AS berada di posisi mendukung kubu Selatan.

Kim Jong Un mengatakan pekan lalu bahwa pada dasarnya dia tidak ingin perang pecah lagi di semenanjung Korea. Namun, ia mengatakan, negaranya perlu terus mengembangkan senjata untuk pertahanan diri melawan musuh, yaitu AS yang memberikan sikap permusuhan.

Merespons perkembangan senjata nuklir Korea Utara, kepala intelijen Korea Selatan, Jepang, dan AS bertemu di Seoul untuk membahasnya.

Utusan AS untuk Korea Utara, Sung Kim, diperkirakan akan membahas bagaimana memulai kembali dialog dengan Pyongyang, termasuk apakah harus ada deklarasi resmi berakhirnya Perang Korea.

Dalam 24 jam terakhir, Sung Kim telah menegaskan kembali sikap pemerintahan Presiden AS Joe Biden bahwa terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara tanpa prasyarat.

Pembicaraan sebelumnya antara AS dan Korea Utara gagal karena ketidaksepakatan mendasar tentang denuklirisasi.

AS ingin Korea Utara menyerahkan senjata nuklirnya sebelum sanksi internasional kepada negara tersebut dilonggarkan. Namun, Korea Utara sejauh ini menolak syarat itu.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/20/074228070/korea-utara-konfirmasi-telah-berhasil-uji-coba-rudal-balistik-di-laut

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke