Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekspor Indonesia Meningkat ke Amerika Serikat, Imbas Perang Dagang dengan China

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah importir Amerika Serikat (AS) nampaknya memindahkan pesanan mereka dari China ke Indonesia. Setidaknya, data ekspor Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ke meningkat.

Dalam paparan kepada media Kamis (30/8/2021). Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyebut pihaknya terus berupaya mengatasi kelangkaan kontainer ekspor yang kini sedang terjadi.

Upaya itu, antara lain dilakukan melalui kerja sama dengan berbagai pihak, seperti Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia, serta operator pelayaran jalur utama (Main Line Operator/MLO).

Kerja sama itu diperlukan untuk membantu pelaku usaha untuk memperoleh kontainer agar ekspor Indonesia ke AS terus berlanjut. Ini adalah langkah strategis agar Indonesia dapat memafaatkan pulihnya ekonomi global dari pandemi Covid-19.

“Masalah kelangkaan peti kemas atau kontainer menjadi masalah yang serius di kala Indonesia kebanjiran order, karena terjadinya perang dagang Amerika Serikat dan China,” kata Lutfi, seperti yang dilansir dari VOA Indonesia pada Jumat (1/10/2021). 

Menurut Kemendag, tren positif akibat perang dagang dua negara AS dan China itu, setidaknya dirasakan oleh industri elektronik, alas kaki, garmen, dan furnitur.

Setidaknya, ekspor ke AS dan sejumlah negara lain ke depan akan berjalan lebih mudah, lewat komitmen yang sudah disepakati.

Lutfi menyebut, untuk furnitur telah ada komitmen penyediaan 800-1000 kontainer per bulan untuk pengiriman ke New York, Los Angeles, Savannah, Baltimore, dan Florida.

Sedangkan industri makanan dan minuman, memiliki komitmen penyediaan 3.500-3.800 kontainer per bulan untuk mengirim ke berbagai belahan dunia. Komitmen tersebut datang dari operator pelayaran jalur utama atau MLO.

Data BPS Terbaru

Ekspor Indonesia ke Amerika Serikat memang tengah menggeliat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, menempatkan Amerika Serikat, sebagai negara tujuan ekspor nomor satu.

Hal itu terungkap dalam paparan data oleh Koordinator Fungsi Statistik Distribusi, BPS Jawa Tengah, Arjuliwondo, Jumat (1/10/2021).

“Negara utama pangsa ekspor tentu saja masih Amerika Serikat. Ekspor kita selama Januari sampai Agustus mencapai 2,5 miliar dollar AS (Rp 35,7 triliun). Itu merupakan 39,83 persen dari seluruh total ekspor selama periode tersebut,” kata Arjuliwondo.

Ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh pakaian dan asesorisnya, baik golongan rajutan maupun bukan yang mencapai 46 persen.

Sementara di bawahnya adalah perabot, lampu, dan alat penerangan yang mencatatkan sekitar 10 persen.

Dia menambahkan total ekspor non-migas Indonesia ke AS pada Januari-Agustus 2021 mencapai 6,27 miliar dollar AS (Rp 89,4 triliun).

Tujuan ekspor non-migas Indonesia tertinggi setelah AS berturut-turut ada Jepang, China, Uni Eropa, dan ASEAN. Ekspor ke Jepang senilai 571,1 juta dollar AS (Rp 8,1 triliun), sedangkan ke China mencapai 432 juta dollar AS (Rp 6,2 triliun).

Khusus pada Agustus 2020, BPS Jawa Tengah mencatat nilai ekspor produk Indonesia ke AS sebesar 967,6 juta dollar AS (Rp 13,8 triliun).

Angka ekspor pada Agustus 2020 itu berarti ada kenaikan 18,5 persen dibanding Juli 2020.

Sementara dari segi jenis komoditas, ekspor barang non-migas Indonesia ke AS mencatatkan peningkatan 12,07 persen, dan barang migas naik 167,8 persen.

"Artinya ada kenaikan yang cukup baik atau dengan kata lain ekonomi sudah bangkit,” tambah Arjuliwondo.

Sementara menurut Kepala BPS DI Yogyakarta, Sugeng Arianto, Amerika Serikat juga menjadi negara tujuan ekspor Indonesia pada Agustus 2020.

“Berdasarkan daerah tujuan, ada tiga negara yang menjadi tujuan utama ekspor Yogyakarta, yaitu Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang. Dari tiga negara ini kalau kita jumlahkan hampir 60 persen,” kata Sugeng di Yogyakarta, Jumat (1/10/2021).

Nilai total ekspor Yogyakarta, Indonesia ke Amerika Serikat pada Agustus 2021 adalah 18,5 juta dollar AS (Rp 263,9 miliar) atau 42 persen, disusul Jerman 3,7 juta dollar AS (Rp 52,8 miliar) atau 8,4 persen. 

Lalu, Jepang 3,5 juta dollar AS (Rp 50 miliar) atau 7,9 persen. Sedangkan ekspor total Yogyakarta ke seluruh negara pada Agustus 2021 adalah 43,9 juta dollar AS (Rp 626,3 miliar).

Jika dihitung secara kumulatif, nilai ekspor Yogyakarta periode Januari–Agustus 2021 adalah 342,7 juta dollar AS (Rp 4,9 triliun).

Angka ini naik 41,38 persen dibanding periode yang sama pada 2020 yang juga menandakan perbaikan kondisi ekonomi.

Secara kawasan, ekspor ke Uni Eropa mencapai 12,9 juta dolar AS (Rp 184 miliar) sedangkan kawasan ASEAN hanya mencatatkan angka 0,9 juta dollar AS (Rp 12,8 miliar).

“Yang paling banyak adalah pakaian jadi bukan rajutan, senilai 13,8 juta dollar AS (Rp 196,9 miliar) atau 31 persen. Disusul perabot, penerangan rumah sebesar 5,9 juta dollar AS (Rp 84,2 miliar) atau 13,4 persen. Diikuti barang rajutan sebesar 3,8 juta dollar AS (Rp 54,2 miliar) atau 8,6 persen,” lanjut Sugeng.

https://www.kompas.com/global/read/2021/10/02/183654770/ekspor-indonesia-meningkat-ke-amerika-serikat-imbas-perang-dagang-dengan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke