BEIJING, KOMPAS.com – China menyatakan keprihatiannya terkait laporan media yang mewartakan pendaratan pesawat militer Amerika Serikat (AS) di Taiwan pada Kamis (15/4/2021).
Pernyataan tersebut disampaikan Juru Bicara Kementerian Pertahanan China Wu Qian sebagaimana dilansir ECNS.
Wu mengeklaim bahwa Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari China.
“Negeri Panda” memang selalu mengeklaim Taiwan sebagai wilayahnya. Sementara Taipei membantah klaim tersebut.
"Pendaratan pesawat militer asing di wilayah China hanya dapat dilakukan dengan izin dari pemerintah Republik Rakyat China,” kata Wu.
“Pelanggaran oleh kapal atau pesawat asing ke wilayah udara China akan menyebabkan konsekuensi serius," sambung Wu.
Dia juga mengancam bahwa “Negeri Paman Sam” tidak seharusnya bermain api dengan China.
Wu lantas menyerukan agar Washington menghentikan tindakannya yang dianggap Beijing sebagai aksi berisiko dan provokatif.
“Untuk tidak mengirim sinyal yang salah kepada pasukan separatis 'kemerdekaan Taiwan' dan menghindari memperburuk ketegangan di Selat Taiwan," ujar Wu.
"Kami memperingatkan otoritas Partai Progresif Demokratik (Taiwan) untuk tidak salah menilai situasi dan mengundang masalah ke pulau itu,” tambah Wu.
Wu juga mengancam, segala bentuk provokasi dan upaya “kemerdekaan” akan membuat Taiwan masuk ke dalam situasi yang berbahaya.
Juru bicara itu menambahkan bahwa China harus dan akan dipersatukan kembali.
Sementara itu Taiwan News mewartakan bahwa pesawat C-146A Wolfhound milik AS tiba di Taipei pada Kamis pagi waktu setempat.
Pesawat tersebut mendarat di Taiwan guna mengirimkan paket kepada direktur Institut Amerika di Taiwan (AIT) yang baru, Sandra Oudkirk.
Pesawat tersebut berangkat dari pangkalan Angkatan Udara Kadena di Okinawa, Jepang, dan mendarat di Bandara Songshan Taipei, Taiwan.
Setelah paket berhasil diserahkan ke petugas AIT, pesawat lepas landas tak lama kemudian meski dijadwalkan tinggal selama satu jam.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/16/095207070/pesawat-militer-as-mendarat-di-taiwan-china-ancam-washington-dan-taipei