Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pemerintahan Baru Israel Dikhawatirkan Bisa Lebih Keras ke Palestina

Tapi, naiknya Naftali Bennett sebagai Perdana Menteri Israel, justru dikhawatirkan bisa lebih keras pada Palestina untuk memenangkan suara publik.

“Karena kedua kubu politik di Israel sama-sama kanan, yang akan kita saksikan, menurut saya adalah persaingan adu keras terhadap Palestina,” ujar Dinna Prapto Raharja, Praktisi dan Pengajar Hubungan Internasional kepada Kompas.com pada Senin (14/6/2021).

Menurut Dinna, sebutan “partai kiri” yang sering dilontarkan untuk koalisi Bennett hanyalah label yang dilontarkan oleh Netanyahu. Sementara pada kenyataannya keduanya tidak berbeda, keduanya sama-sama garis kanan.

Yang terlihat jelas saat ini adalah bahwa Netanyahu dengan kubu partai-partai pendukungnya, rata-rata berisi partai evangelis yang bergaris kanan keras.

Mereka sangat tidak senang dengan penyingkiran Netanyahu, sementara Bennet dilihat sebagai bencana.

Sementara Bennet sendiri adalah garis kanan, meski koalisinya lebih “warna-warni” dibandingkan koalisi Netanyahu.

“Keduanya berpotensi menggunakan cara-cara populis untuk menarik dukungan massa lewat media, dan cara-cara kekerasan biasanya digunakan untuk menggalang dukungan secara cepat,” terang Dinna yang juga Pendiri Synergy Policies.

“Adu popularitas” ini menurutnya jadi hal yang krusial, mengingat koalisi Bennet hanya menang tipis dari segi mayoritas kursi di Knesset (Parlemen Israel), yaitu beda 1 suara dengan koalisi Netanyahu.

Koalisi Bennet yang isinya “warna-warni” dinilai akan membuat politik dalam negeri Israel sendiri tidak stabil.

Bahkan Dinna menyangsikan jika tokoh kuat lain di kubu tersebut yakni Yair Lapid, sepenuhnya sehati dan sepandangan dengan cara-cara Bennet.

“Netanyahu justru sudah bersuara pada Hamas agar tunggu saja Karena dalam waktu singkat ia akan meruntuhkan koalisi Bennet.”

Jadi menurutnya, belum ada arah perdamaian Israel dengan Hamas meski Pemerintahan Baru Israel berkuasa.

Ada pun rentannya posisi PM Israel yang baru ini dinilai akan membuat Bennet harus beradu popularitas dengan cara keras terhadap Hamas. Itu mengingat publik Israel yang cenderung condong mendukung cara tersebut juga.

Praktisi Hubungan Internasional itu mengamati ketegangan media antar kubu di Israel. Baik koalisi Bennet maupun Netanyahu, diyakini akan fokus ke penguatan citra masing-masing kubunya pada konstituen di dalam negeri.

“Sementara kemungkinan tetangga-tetangga Israel akan “wait and see.” Yang menarik justru bagaimana Bennet maupun Netanyahu berelasi dengan Biden di AS.” ujarnya.

Pasalnya saat ini, Pemerintah Amerika Serikat di bawah Joe Biden terlihat ingin ada suasana dialogis antara Israel-Palestina.

Sementara kubu Netanyahu cukup agresif memastikan AS tetap bertahan dengan posisi dukungan penuh pada Israel, dalam menghadapi Palestina seperti pada masa Donald Trump.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/14/203414970/pemerintahan-baru-israel-dikhawatirkan-bisa-lebih-keras-ke-palestina

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke