Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hamas Peringatkan Ancaman Kekerasan Baru, Israel Batalkan Pawai Yerusalem

Gagalnya kegiatan itu disebut karena alasan pengetatan keamanan dari pihak kepolisian, setelah Hamas memperingatkan acara itu akan memicu kekerasan baru.

Rencananya pawai yang disebut “March of the Flags” itu akan berlangsung pada Kamis (10/6/2021).

Konvoi lalu akan dilanjutkan melalui daerah-daerah titik nyala di Yerusalem timur, yang telah melihat bentrokan berulang baru-baru ini, antara polisi Israel dan Palestina.

"Polisi menolak memberi kami izin untuk rute yang diminta,” kata juru bicara salah satu kelompok yang mengorganisir pawai tersebut melansir AFP pada Senin (7/6/2021).

Polisi Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "rute saat ini tidak disetujui." Tapi tidak ada pernyataan bahwa pawai telah dibatalkan.

Tetapi beberapa politisi ekstrem kanan Israel mengatakan mereka akan tetap melanjutkan pawai.

Anggota parlemen sayap ultra-kanan Itamar Ben-Gvir, yang dituduh polisi memicu kerusuhan di Yerusalem, bersama dengan anggota konservatif Likud May Golan memberikan komentar di Twitter.

Ia mengatakan akan tetap melakukan pawai di Yerusalem pada Kamis (10/6/2021), dengan memanfaatkan status mereka sebagai anggota parlemen.

Pernyataan dari polisi datang ketika Khalil Hayya, seorang tokoh senior kelompok Palestina Hamas yang berkuasa di Jalur Gaza, memperingatkan pawai itu dapat memicu kekerasan baru, menyusul eskalasi militer konflik Israel Hamas, pada 10-21 Mei.

"Kami memperingatkan pendudukan (Israel) agar tidak membiarkan pawai mendekati Yerusalem timur dan kompleks Masjid Al-Aqsa pada Kamis," kata Hayya.

"Kami harap pesannya jelas agar Kamis tidak menjadi 10 Mei (baru)."

Perang terakhir dimulai setelah Hamas mengeluarkan tenggat waktu singkat bagi Israel untuk memindahkan pasukan keamanannya dari daerah-daerah titik bentrok di Yerusalem timur. Mereka kemudian meluncurkan tembakan roket pertamanya ke Israel.

Sebelumnya pada 10 Mei, penyelenggara telah membatalkan rencana untuk pawai lain, untuk menandai "Hari Yerusalem".

Acara tersebut memperingati apa yang dianggap Israel sebagai "penyatuan kembali" kota yang disengketakan, setelah Perang Enam Hari 1967, ketika merebut Yerusalem timur sebelum mencaploknya.

Penyelenggara sayap kanan telah menggambarkan pawai yang direncanakan minggu ini sebagai demonstrasi rutin kebebasan berekspresi. Tetapi banyak kritikus khawatir itu dapat menandingi ketegangan yang sudah meradang.

Pawai diatur untuk melewati Gerbang Damaskus Kota Tua, tempat bentrokan bulan lalu antara demonstran anti-pemukiman dan pasukan keamanan Israel.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz telah mendesak polisi untuk membatalkan acara Kamis karena khawatir hal itu dapat memicu kembali pertempuran.

Dalam perang Gaza terbaru, serangan Israel menewaskan 260 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak dan beberapa pejuang, dan melukai lebih dari 1.900 orang, kata kementerian kesehatan Gaza.

Roket dan tembakan lainnya dari Gaza menewaskan 13 orang di Israel, termasuk seorang anak dan remaja Arab-Israel dan seorang tentara Israel, kata petugas medis dan militer. Sekitar 357 orang di Israel terluka.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/08/060453470/hamas-peringatkan-ancaman-kekerasan-baru-israel-batalkan-pawai-yerusalem

Terkini Lainnya

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Rangkuman Hari Ke-825 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Minta Dunia Tak Bosan | Putin Wanti-wanti Barat soal Senjata

Global
Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Tragedi di Desa Yahidne Dinilai Jadi Gambaran Rencana Putin atas Ukraina

Internasional
Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Kolombia Selangkah Lagi Larang Adu Banteng mulai 2027

Global
Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Hamas Tewaskan 1.189 Orang, Israel 36.096 Orang

Global
Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Taiwan Minta Dukungan Indonesia di Tengah Latihan Militer China

Global
Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Israel Mengelak Serangannya ke Rafah Sebabkan Kebakaran Mematikan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke