Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecelakaan Kereta Api Fatal di Taiwan, 36 Orang Dilaporkan Tewas

TAIPEI, KOMPAS.com – Puluhan orang di Taiwan dikhawatirkan tewas setelah kereta api yang penuh sesak tergelincir dan keluar dari relnya.

Insiden mengenaskan tersebut terjadi di dekat terowongan bawah tanah di Hualien, Taiwan, pada Jumat (2/4/2021) sebagaimana dilansir AFP.

Tim penyelamat masih berjuang untuk menyelamatkan para penumpang yang masih terjebak di dalam gerbong kereta api.

Polisi menduga, kecelakaan itu disebabkan oleh kendaraan konstruksi yang tiba-tiba meluncur dari tanggul lalu menabrak kereta sebelum memasuki terowongan.

"Ada kendaraan konstruksi yang tidak parkir dengan benar dan meluncur ke jalur kereta api," kata Kepala Kepolisian Hualien Tsai Ding-hsien kepada wartawan.

“Ini pemahaman awal kami dan kami sedang mengklarifikasi penyebab kejadian tersebut,” imbuh Tsai.

Kantor Presiden Tsai Ing-wen mengatakan, dia telah memerintahkan rumah sakit untuk bersiaga menampung para korban kecelakaan kereta.

"Prioritas utama sekarang adalah menyelamatkan para korban," kata Tsai Ing-wen dalam sebuah pernyataan.

Kecelakaan itu terjadi di jalur kereta timur Taiwan sekitar pukul 09.30 waktu setempat, di dekat kota pesisir Hualien.

Gambar yang diterbitkan oleh situs media lokal UDN menunjukkan, bagian depan kereta masuk ke dalam terowongan dan telah hancur.

Polisi kereta api melaporkan, sebanyak 36 penumpang tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan saat tiba di rumah sakit.

Sebanyak 72 penumpang lagi diyakini masih terjebak di dalam gerbong kereta. Sementara 61 penumpang lain telah dibawa ke rumah sakit.

Pusat Operasi Darurat memperkirakan bahwa korban tewas dalam kecelakaan fatal tersebut sebanyak 26 orang.

Selamat lewat atap

"Rasanya seperti ada guncangan hebat dan saya mendapati diri saya jatuh ke lantai," kata seorang wanita yang selamat kepada UDN.

"Kami memecahkan jendela lalu naik ke atap kereta agar bisa keluar," imbuh korban selamat tersebut.

Kereta dengan delapan gerbong itu sedang melakukan perjalanan dari Taipei ke Taitung dan membawa sekitar 350 penumpang.

Kecelakaan itu terjadi pada awal Festival Tomb Sweeping, liburan panjang akhir pekan ketika jalanan dan rel kereta api Taiwan biasanya penuh sesak.

Selama festival tersebut, orang-orang Taiwan kembali ke desa leluhur untuk membersihkan kuburan kerabat mereka dan memberikan persembahan.

Jalur kereta api timur Taiwan biasanya merupakan jalur yang populer karena menawarkan pemandangan garis pantai timurnya yang indah dengan sedikit penduduk.

Kecelakaan kereta api tersebut diprediksi menjadi salah satu kecelakaan kereta api terburuk di Taiwan dalam beberapa dekade terakhir.

Tradedi besar yang melibatkan kereta api di Taiwan kali terakhir terjadi pada 2018. Kala itu, kecelakaan kereta api menelan korban tewas sebanyak 18 orang.

Selain itu, kecelakaan nahas tersebut membuat lebih dari 200 orang, dari total 366 penumpang, mengalami luka-luka.

Pada 1991, kecelakaan kereta api di Taiwan menelan korban tewas sebanyak 30 orang dan 112 orang mengalami luka-luka.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/02/133000070/kecelakaan-kereta-api-fatal-di-taiwan-36-orang-dilaporkan-tewas

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke