Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

43 Anak-anak Tewas di Myanmar, Korban Kejahatan Junta Militer

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Setidaknya 43 anak telah tewas di tangan angkatan bersenjata di Myanmar kudeta militer pada 1 Februari.

Laporan itu disampaikan organisasi hak asasi Save the Children sebagaimana dilansir BBC, Kamis (1/3/2021).

Kelompok itu mengatakan, Myanmar berada dalam situasi mimpi buruk dengan korban tewas termuda yang diketahui baru berusia tujuh tahun.

Sebuah kelompok pemantau lokal menyebutkan, jumlah korban tewas secara keseluruhan di Myanmar berjumlah 536 orang.

Utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener memperingatkan bahwa negara tersebut di ambang perang saudara berskala besar.

Burgener menambahkan, adanya risiko pertumpahan darah dalam waktu dekat di Myanmar karena kekerasan yang semakin meningkat.

Peringatan itu disampaikan Burgener menyusul gejolak pertempuran antara tentara dan milisi dari kelompok etnik bersenjata di daerah perbatasan.

Kerusuhan di Myanmar dimulai dua bulan lalu ketika militer Myanmar menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan mengambil alih kekuasaan.

Sejak saat itu, aksi demonstrasi di Myanmar bergelora hampir setiap hari. Polisi dan tentara Myanmar membubarkan demonstrasi dengan kekerasan dan tak segan membunuh.

Hari paling mematikan dari konflik Myanmar sejauh ini terjadi pada Sabtu (27/3/2021) pekan lalu, ketika lebih dari 100 orang tewas.

Saksi mata mengatakan, angkatan bersenjata Myanmar menyerang orang secara acak di jalanan. Beberapa orang bahkan terbunuh di rumah mereka sendiri.

Korban tewas termuda yang berusia tujuh tahun bernama Khin Myo Chit. Keluarga bocah tersebut mengatakan kepada BBC bahwa dia dibunuh polisi saat berlari menuju ayahnya.

Kala itu, polisi melakukan penggerebekan di rumah mereka di Mandalay pada akhir Maret.

"Mereka menendang pintu untuk membukanya," kata saudara Khin Myo Chit, May Thu Sumaya (25).

Dia menambahkan, ketika pintu terbuka, polisi bertanya kepada ayahnya apakah ada orang lain di rumah itu.

“Ketika ayah saya mengatakan tidak, mereka menuduhnya berbohong dan mulai menggeledah rumah,” sambung May Thu Sumaya.

Saat itulah Khin Myo Chit berlari ke arah ayah mereka. "Kemudian mereka menembak dan memukulnya," kata May Thu Sumaya.

Di antara korban tewas tersebut, ada seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang diyakini ditembak saat berada di dalam, atau di dekat rumahnya, di Mandalay.

Selain itu ada seorang anak berusia 13 tahun yang ditembak aparat Myanmar di Yangon saat bermain di jalan.

Save the Children meyakini, kemungkinan anak-anak yang mengalami luka-luka selama aksi kejahatan yang dilakukan aparat Myanmar jumlahnya cukup besar.

Kelompok hak asasi tersebut memperingatkan, kekerasan berdampak pada kesehatan mental anak-anak karena mereka menderita ketakutan, kesedihan dan stres.

"Anak-anak telah menyaksikan kekerasan dan kengerian. Jelas bahwa Myanmar bukan lagi tempat yang aman bagi anak-anak," kata Save the Children.

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/01/190536070/43-anak-anak-tewas-di-myanmar-korban-kejahatan-junta-militer

Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke