Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Para Pakar WHO Kecam Laporan Sesat Media AS terkait Penyelidikan Asal-Usul Covid-19 di China

Mereka menekankan bahwa pernyataan kolega mereka telah "salah dikutip secara selektif" dan bahwa laporan tersebut tidak benar.

"Ini BUKAN pengalaman saya dalam misi @WHO. Sebagai pimpinan kelompok kerja hewan/lingkungan, saya menemukan kepercayaan dan keterbukaan dari kolega-kolega saya di China.

Kami BENAR-BENAR dapat mengakses seluruh data baru yang penting. Kami BENAR-BENAR menambah pemahaman kami tentang berbagai kemungkinan jalur limpahan," demikian klarifikasi Peter Daszak, salah satu anggota tim WHO, melalui Twitter setelah pernyataannya dikutip oleh New York Times.

Laporan yang menyesatkan media NYT menuding para ilmuwan China menolak membagikan data penting tentang masa-masa awal pandemi COVID-19, dengan mengutip para penyelidik independen WHO.

Tim internasional, yang telah menyelesaikan tugasnya di Wuhan sebelumnya pada pekan ini, terdiri dari para pakar Australia, Denmark, Jerman, Jepang, Belanda, Qatar, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, dan Vietnam.

Tim ini juga mencakup para pakar WHO serta pakar dari Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Dunia untuk Kesehatan Hewan.

Dalam laporan itu, Daszak mengatakan bahwa perjalanan mereka menguras emosi karena mereka mempelajari trauma di masa-masa awal pandemi.

Thea K. Fischer, seorang pakar epidemiologi Denmark dalam tim internasional itu, juga segera menepis laporan The New York Times, yang menurutnya "sengaja membelokkan" pernyataan para narasumber yang diwawancarai dan "membayang-bayangi upaya ilmiah penting."

"Ini juga BUKAN pengalaman saya di tim Epidemiologi. Kami BENAR-BENAR membangun hubungan baik dalam tim Epidemiologi China/Internasional! Membiarkan berbagai argumen memanas mencerminkan dalamnya level keterlibatan dalam upaya ini," paparnya melalui Twitter.

Senada dengan kemarahan Fischer, Daszak mentwit sebuah pesan balasan di Twitter, "Dengarkan! Sungguh mengecewakan meluangkan waktu dengan para jurnalis untuk memaparkan temuan-temuan penting dari pekerjaan melelahkan kami selama sebulan di China, melihat kolega kami disalah kutip secara selektif agar sesuai dengan narasi yang telah ditetapkan sebelum pekerjaan ini dimulai. Sungguh memalukan @nytimes!"

Pakar kesehatan lain juga menyuarakan opini mereka terkait insiden ini, menyerukan sikap saling memercayai dan menghormati untuk kerja sama internasional dalam penelitian Covid-19.

"Kolaborasi adalah tentang saling memercayai dan menghormati. Jika Anda tidak memiliki sikap itu, tidak ada yang mau berbagi data dengan Anda. Sebagai ilmuwan EID, kami harus membuang omong kosong politik. Semoga ada cukup niat baik pribadi yang kekal agar kita bisa bergerak maju secara efektif..." ungkap Hume Field, seorang penasihat kebijakan dan ilmu pengetahuan di EcoHealth Alliance di New York.

Tidak ada penyebaran yang meluas dan tidak ada klaster besar Covid-19 di dalam atau di sekitar Wuhan, China, dalam beberapa bulan sebelum Desember 2019, kata Peter Ben Embarek, kepala tim pakar WHO, dalam sebuah konferensi pers virtual dari Jenewa pada Jumat (12/2/2021).

Dia mengatakan bahwa misi tersebut "sukses dalam banyak hal."

Saat ini, para pakar masih akan terus mencari jawaban karena "masih belum ada kandidat yang jelas untuk perantara atau inang," urai pakar virologi Marion Koopmans, salah satu anggota tim pakar WHO, dalam sebuah jumpa pers WHO pada hari yang sama.

Sebelumnya pada Selasa (9/2/2021), tim internasional mempresentasikan temuan awal mereka dalam sebuah konferensi pers di China, yang menyingkirkan hipotesis bahwa virus ini "lepas" dari sebuah laboratorium.

Tim internasional tersebut mengerjakan sebuah laporan ringkasan yang diperkirakan akan dipublikasikan pekan depan, dan laporan akhir lengkapnya akan dipublikasikan dalam beberapa pekan mendatang, menurut Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Pimpinan WHO tersebut menguraikan bahwa misi ini mencapai pemahaman yang lebih baik tentang masa-masa awal pandemi, serta mengidentifikasi area-area untuk analisis dan riset lebih lanjut.

"Kami selalu mengatakan bahwa misi ini tidak akan menemukan jawaban bagi semua pertanyaan, tetapi misi ini telah menambah informasi penting yang membawa kita semakin dekat untuk memahami asal-usul virus itu," tambahnya.

Pelacakan asal-usul Covid-19 merupakan "isu ilmiah kompleks yang melibatkan banyak negara dan kawasan," dan harus dilaksanakan oleh para ilmuwan global dalam kolaborasi, ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin sebelumnya pada pekan ini.

"Pemerintah China memberikan bantuan dan dukungan kuat untuk kunjungan misi WHO ke China sebagai bagian dari kerja sama penelitian pelacakan asal-usul global," kata Wang, menekankan bahwa China akan mempertahankan keterbukaan dan transparansi, komunikasi erat maupun kerja sama dengan WHO.

https://www.kompas.com/global/read/2021/02/19/064128070/para-pakar-who-kecam-laporan-sesat-media-as-terkait-penyelidikan-asal

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke