Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengacara Trump Digugat Rp 18,3 Triliun dari Kasus Hukum Pemilu AS 2020 yang Meluas

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pengacara mantan presiden Donald Trump, Rudy Giuliani digugat 1,3 miliar dollar AS (Rp 18,3 triliun) oleh perusahaan mesin pemungutan suara dari pemilu AS 2020.

Giuliani digugat atas tuduhan pencemaran nama baik, karena terkait dengan kampanye yang disebut "kebohongan besar" tentang penipuan yang meluas dalam pemilu AS 2020, menurut dokumen pengadilan pada Senin (25/1/2021).

Perusahaan mesin pemungutan suara, Dominion Voting System Inc, yang berbasis di Denver, Colorado, sebelumnya telah mengajukan gugatan kepada pengacara Trump, Sidney Powell.

Powell dituduh telah menyebarkan teori konspirasi palsu tentang pemilu yang hasilnya membuat Trump kalah dan Biden menang.

Karyawan senior Dominion, Eric Coomer juga mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap kampanye Trump, mengatakan dia telah bersembunyi karena ancaman pembunuhan dari pendukung Trump.

Dominion menuduh dalam gugatan bahwa "Giuliani dan sekutunya membuat dan menyebarkan 'Kebohongan Besar', yang diduga menjadi viral dan menipu jutaan orang agar percaya bahwa Dominion telah mencuri suara mereka dan mengatur hasil pemilihan."

Mesin pemilihan Dominion digunakan di lebih dari puluhan negara bagian selama pemilu AS 2020.

Dominion mengatakan pihaknya mengajukan gugatan "untuk meluruskan" dan "membela dirinya sendiri, karyawannya, dan proses pemilihan", seperti yang dilansir dari Reuters pada Selasa (26/1/2021). 

Perusahaan yang berdiri sejak 2002, menyatakan dalam gugatannya bahwa mereka telah menghabiskan 565.000 dollar AS (Rp 7,9 miliar) untuk menyediakan keamanan pribadi, demi melindungi karyawannya, yang menghadapi pelecehan dan ancaman kematian.

Pengacara Trump mengatakan gugatan Dominion dimaksudkan untuk mengintimidasi agar pihaknya tidak menggunakan hak kebebasan berbicara.

"Gugatan pencemaran nama baik Dominion sebesar 1,3 miliar dollar AS akan memungkinkan saya untuk menyelidiki sejarah, keuangan, dan praktik mereka secara penuh dan lengkap," kata Giuliani.

Kemudian, ia mengancam produsen utama mesin pemungutan suara di AS itu akan digugat balik karena melanggar haknya.

"Pernyataan Giuliani," gugatan itu menyatakan, "dihitung untuk memprovokasi kemarahan dan menyebabkan kerugian besar bagi Dominion."

Trump dan sekutunya menghabiskan 2 bulan menyangkal kekalahannya dalam pemilu AS 2020, dan mengklaim tanpa bukti bahwa itu adalah hasil dari kecurangan pemilih yang meluas, sebelum para pendukungnya menyerbu Gedung Capitol.

Sekelompok pengacara terkemuka pekan lalu telah meminta pengadilan New York untuk menangguhkan izin hukum Giuliani.

Sebab, mantan wali kota New York City membuat klaim palsu dalam tuntutan hukum pasca-pemilu dan mendesak pendukung Trump untuk terlibat dalam "pengadilan demi pertempuran" tak lama sebelum mereka menyerbu Gedung Capitol pada 6 Januari.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/26/112052470/pengacara-trump-digugat-rp-183-triliun-dari-kasus-hukum-pemilu-as-2020

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke