Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pertama Kalinya, "Lebah Pembunuh" Asia Terlihat di AS

Lebah besar pemakan daging Asia, yang dikenal bisa membunuh 50 orang di Jepang setiap tahun, baru-baru ini terlihat di Negara Bagian Washington.

Kini, pakar asal New York City menerangkan, bukan tidak mungkin "lebah pembunuh" itu akan sampai ke tempat mereka, dilaporkan New York Post Minggu (3/5/2020).

Pawang dari Kepolisian New York (NYPD), Anthony "Tony Bees" Planakis, mengingat dia pernah memperingatkan penegak hukum pada 2012.

"Saya mengatakan bahwa masalah mereka bukanlah tawon (bee), melainkan (lebah besar) ini," ujat Tony Bees yang dipanggil lagi dari pensiun.

Tony kemudian menunjukkan foto penyengat mematikan itu kepada polisi. Sontak, para penegak hukum langsung terperangah dengan apa yang mereka lihat.

"Saya menjawab 'ini dinamakan lebah besar Asia'. Jujur saja, pakaian saya tidak akan mampu mengatasi mereka," kata Tony Bees.

"Tentu saja. Ya Tuhan." Itulah jawaban Tony saat ditanya apakah hewan itu berbahaya bagi manusia. "Apakah Anda bisa lihat rahang bawah mereka?"

Lebah itu, yang bisa tumbuh hingga dua meter, pertama terdeteksi di Washington pada Desember, di mana pakar meyakini mereka terbawa ke AS dari China.

Tony Bees mengatakan, dia memperkirakan bahwa hewan tersebut akan sampai di Pesisir Timur dalam dua sampai tiga tahun mendatang.

Dia menjelaskan dalam hal infiltrasi lokal, ruang hijau di kawasan luar bisa jadi akan menjadi tempat favorit bagi mereka.

"Yang dibutuhkan hanyalah beberapa lebah besar, dan Anda akan mendapatkan koloni," paparnya. Lokasi di Taman Botani Bronx adalah tempat ideal.

Pasalnya, tempat tersebut merupakan ruangan terbuka dengan banyak makanan. Mereka disebut menanam sarang mereka di pohon yang membusuk.

Pawang lebah Manhattan, Andrew Cote menerangkan, hewan itu kemungkinan bisa sampai dalam empat hari jika tak sengaja terbawa truk.

"Kita bisa memprediksi mereka akan tersebar di tempat ini di masa depan. Tak terbantahkan. Tak bisa mengadangnya jika sampai di Pesisir Barat," kata Cote.

Dia mengaku, kemungkinan menghadapi lebah tersebut tanpa peralatan memadai membuatnya bergidik. Sebab, "lebah pembunuh" dikenal agresif.

Cote menjelaskan, lebah besar Asia biasanya mencabik lebah madu karena mereka butuh protein untuk menghidupi koloni mereka sendiri.

Sementara Tony Bees berujar, bagian terburuk dari lebah itu adalah racunnya yang di dalamnya mengandung feromon untuk memikat lebah lain.

"Jadi, Anda bisa dalam bahaya hanya karena satu sengatan Aromanya akan menyebar ke udara, dan seisi sarang bakal datang," paparnya.

Selain itu, berbeda dengan lebah madu yang menyengat sekali kemudian mati, lebah besar ini bisa menyerang korbannya beberapa kali.

https://www.kompas.com/global/read/2020/05/04/222646370/pertama-kalinya-lebah-pembunuh-asia-terlihat-di-as

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke