KOMPAS.com - Wedang tahu terbuat dari sari tahu lembut yang dinikmati dengan kuah jahe hangat. Wedang ini juga dikenal dengan nama kembang tahu, tahok, atau tahwa.
Di Yogyakarta ada penjual wedang tahu yang terkenal, namanya Wedang Tahu Bu Sukardi.
Saat ditemui Kompas.com di kedainya, pemilik usaha Wedang Tahu Bu Sukardi, Sukardi mengatakan bahwa usahanya ini sudah berjalan selama 14 tahun.
Kedai pertamanya berlokasi di sekitar Jalan Asem Gede serta dekat Pasar Pathuk.
Baca juga: Resep Wedang Tahu Lembut, Kentalkan dengan Agar-agar
Walau sebetulnya kedua kedai tersebut buka di waktu yang sama tapi Sukardi menuturkan bahwa kedai di Jalan Asam Gedhe yang lebih populer.
"Saya jualan wedang tahu ini sudah 14 tahun, di Jalan Asem Gede ini pertama, kedua ada di sekitar Pasar Pathuk," jelas Sukardi, Rabu (05/01/2022).
"Sini sama sana itu barengan, tapi yang biasanya ramai terus diliput itu di sini. Sana itu yang jaga bapak," tambahnya.
Sebelum sepopuler sekarang Wedang Tahu Bu Sukardi pun sepi pembeli. Bahkan penjualan pada awal buka hanya tiga sampai lima porsi per hari.
Menurut Sukardi barangkali waktu itu masyarakat Yogyakarta belum mengetahui wedang tahu sehingga tidak banyak yang tertarik.
"Dulu awalnya itu saya prosesnya juga tidak segampang yang dibayangkan. Buka jam tujuh sampai jam tiga sore itu cuma laku tiga porsi lima porsi waktu itu," tuturnya.
Baca juga:
Seiring berjalannya waktu Wedang Tahu Bu Sukardi mulai dikenal masyarakat. Sukardi menjelaskan bahwa foodgram turut membantunya dalam mengenalkan usahanya.
Setelah populer pelanggan Wedang Tahu Bu Sukardi pun mengalami pergesaran. Jika mulanya pembelinya hanya keluarga Tionghoa kini banyak anak muda yang sering mampir ke kedainya.
Saat ini Wedang Tahu Bu Sukardi bisa menjual sekitar panci dandang wedang tahu per hari. Lalu, pada akhir pekan produksi bisa meningkat, menjadi empat sampai lima panci.
"Bikinnya kita juga enggak tiap hari sama itu enggak. Misalnya Senin sampai Jumat kita bikin dua panci, kalau Sabtu sama Minggu itu bisa empat sampai lima panci," ungkap Sukardi.
Terkait pandemi khususnya ketika PPKM, Sukardi menjelaskan bahwa penjualannya tidak begitu berpengaruh.