Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terdampak Pandemi, Penjualan Kipo Bu Djito Kini Mulai Pulih

Kompas.com - 13/11/2021, 10:04 WIB
Lea Lyliana

Penulis

KOMPAS.com - Penjual jajanan tradisional turut merasakan dampak pandemi. Salah satunya yaitu Dra. Istri Rahayu, pemilik usaha Kipo Bu Djito.

Istri merupakan penjual sekaligus pembuat kipo sejak puluhan tahun lalu. Bahkan simbah Istri ialah orang pertama yang menemukan kipo.

Baca juga:

Kipo banyak dijual di Kotagede Yogyakarta. Rata-rata pembelinya adalah wisatawan yang suka kuliner serta masyarakat sekitar yang memasan untuk acara pertemuan.

"Kalau pembeli orang luar, kalau orang sini mungkin sudah biasa, kadang untuk oleh-oleh. Kalau yang lingkup sini, biasanya untuk pertemuan-pertemuan," ujarnya.

"Iya kalau wisatawan kan biasanya ada guidenya, tapi ya yang suka kuliner, kalau yang enggak suka ya enggak tahu," tambah Istri.

Ilustrasi Istri Rahayu, pemilik usaha Kipo Bu Djito. KOMPAS.com/ Lea Lyliana Ilustrasi Istri Rahayu, pemilik usaha Kipo Bu Djito.

Dampak pandemi

Saat ditemui Kompas.com di tokonya pada Rabu (10/10/2021) Istri menceritakan bahwa pandemi juga memengaruhi penjualan kipo.

Sebelum pandemi Istri dapat menghabiskan sekitar empat kilogram beras ketan atau tepung ketan dalam sehari. Namun saat pandemi covid-19, 20 bungkus kipo pun tidak habis.

Karena hal tersebut, Istri lantas memilih untuk menutup tokonya.

"Sebelum pandemi itu produksi kita lumayan ya, sekitar empat kilogram. Tapi semasa pandemi itu kita libur karena PSBB itu, ya enggak ada yang beli. Bahkan saya tuh nyediain walau 20 bungkus tapi ternyata enggak habis, kemudian kami tutup," terang Istri kepada Kompas.com.

Baca juga:

Akibat pandemi, toko Kipo Bu Djito tutup hampir dua tahun. Padahal sebelumnya Istri juga sempat menutup tokonya karena ada perbaikan gorong-gorong di depannya.

Baru beberapa bulan buka, Istri harus menutup tokonya kembali akibat pandemi. 

"Saya baru jualan satu bulan kalau enggak salah. Ini kan depan ini, bikin gorong-gorong, dari Agustus, September, Oktober. Akhir November kita mulai jualan, Desember, Januari, Februari sudah enggak jualan. Ya, Sudah satu tahun lebih, enggak jualan," ujarnya. 

Ilustrasi kipo, jajanan tradisional khas Kotagede Yogyakarta. Dok. Kipo Bu Djito Ilustrasi kipo, jajanan tradisional khas Kotagede Yogyakarta.

Istri sempat mencoba peruntungan berjualan kue kering saat Lebaran. Sayangnya juga tidak laku terjual karena kala itu masih ada pembatasan kegiatan.

Baca juga:

Mulai membaik

Walau sempat merasakan sulitnya berjualan saat pandemi, Istri menyebut bahwa kini penjualannya mulai pulih.

Saat ini Istri dapat menghabiskan sekitar tiga kilo beras atau tepung ketan dalam sehari.

"Sekarang lumayanlah, sekitar tiga kilogram, alhamdulillah mulai ramai," ujarnya.

Baca juga: 3 Cara Panggang Kipo dengan Benar, Bisa Pakai Teflon

Istri juga menjelaskan bahwa saat Idulfitri kemarin mulai ada pesanan yang masuk. Lalu, pesanan untuk acara juga mulai ramai. 

Kipo Bu Djito biasa berjualan dari pagi hari sampai habis. Pembeliannya kadang tidak menentu. Namun saat tanggal muda dan akhir pekan biasanya kipo cepat habis. 

Jika ingin mencoba, maka kamu bisa datang ke toko Kipo Bu Djito pada pagi hari. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Foodplace (@my.foodplace)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com