Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bakpao Telo Bertahan Selama Pandemi, Seperti Apa?

Kompas.com - 05/11/2021, 13:13 WIB
Alma Erin Mentari

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak sektor yang terkena dampak pandemi. Salah satunya, di bidang kuliner.

Sektor usaha bidang kuliner yang turut terkena imbas pandemi adalah Bakpao Telo.

Saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Irfan Widiyanto selaku pengelola outlet Bakpao Telo menyebutkan Bakpao Telo juga terkena dampak dari pandemi.

Pasalnya, banyak pelanggang dari Bakpao Telo yang berasal dari wisatawan.

Bakpao telo itu kan memang terkenal jadi oleh-oleh khas. Jadi, banyak yang beli memang dari wisatawan. Saat pandemi saat ini, jelas ada dampaknya.” jelas Irfan kepada Kompas.com pada Rabu (03/11/2021).

Baca juga:

Ilustrasi bakpao telo frozen khas Malang.DOK.INSTAGRAM/Repoeblik Telo Ilustrasi bakpao telo frozen khas Malang.

Irfan menyebutkan kalau penurunan omset terjadi sekitar 73 persen. Terutama pada produk olahan ubi jalar ungu andalan yaitu bakpao telo.

“Selama pandemi awal, kita ada penurunan sekitar 73 persen bahkan lebih. Itu awal saat psbb, kita sudah turun sampai sebesar itu. Ditambah lagi, saat ppkm. Turun sampai 80 persen. Jadi turun hampir dua kali lipatnya.” jelas Irfan.

Irfan mencontohkan, sebelum pandemi bisa menjual hampir sekitar 1.000 biji bakpao per hari. Saat weekend, penjualan bakpao telo bisa mencapai belasan hingga puluhan ribu biji, menurut penjelasannya.

Namun saat pandemi tiba, penjualan bakpao telo turun hingga hanya terjual 5 sampai 20 biji per harinya.

“Itu hanya untuk produk olahan telo jadi bakpao saja, kalau total global atau keseluruhan produk ya tidak.” ujar Irfan kepada Kompas.com.

Baca juga:

Ilustrasi bakpao telo khas Malang.DOK.INSTAGRAM/Repoeblik Telo Ilustrasi bakpao telo khas Malang.

Dalam penuturannya, Irfan mengaku Bakpao Telo masih merambat untuk bangkit kembali.

Irfan juga menjelaskan, salah satu bentuk upaya untuk tetap mempertahankan usaha Bakpao Telo adalah dengan menghadirkan bakpao telo frozen.

“Jadi, sebelum pandemi itu memang jualnya yang masih hangat atau ready to eat. Tapi karena pandemi, kita mengikuti protokol kesehatan yang mana harus menjual dalam kemasan take away.” kata Irfan.

Baca juga:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com