Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersantai di Gedung Bersejarah Glodok, Petak Enam di Chandra

Kompas.com - 07/06/2021, 09:11 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kawasan Petak Enam di Chandra akhir-akhir ini semakin populer sebagai tempat nongkrong baru di kawasan Glodok, Jakarta Barat.

Tempat ini merupakan satu kompleks yang cukup besar untuk wisata kuliner, wisata belanja, hingga wisata sejarah.

Gedung ini dulunya merupakan salah satu kawasan pusat perbelanjaan tertua di Jakarta yang masih berdiri,  selain Sarinah. 

Creative Director Petak Enam Rex Cokrowibowo mengatakan bahwa ia berinisiatif untuk merevitalisasi Gedung Chandra yang kini jadi Petak Enam agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat zaman sekarang.

Baca juga: Pieces of Peace, Kedai Teh Kekinian di Petak Enam Glodok Jakarta

“Tahun 2018-an kalau main ke daerah Glodok, mau cari tempat duduk untuk nongkrong minum atau kafe aja pilihannya cuman tiga tempat,” kata Rex ketika ditemui Kompas.com, Rabu (2/6/2021).

Ia menyebutkan tiga tempat tersebut adalah Kopi Tak Kie, A&W, dan Es Teler 77.

Di seluruh kawasan Glodok, sebelumnya sangat sulit untuk menemukan tempat beristirahat yang berpendingin udara.

“Jadi sebenarnya ini semua satu deret itu padat penduduk dan toko tapi semuanya dagang. Memang kita pikir ada satu kebutuhan, satu common ground, satu reservoir tempat orang bisa duduk,” lanjut dia.

Maka dari itu, Rex pun mulai membangun kawasan Petak Enam sebagai kawasan untuk yang pergi berjalan-jalan atau belanja di Glodok bisa sekadar beristirahat untuk nongkrong. 

Spot foto ikonik Petak Enam di ChandraSYIFA NURI KHAIRUNNISA Spot foto ikonik Petak Enam di Chandra

Mengusung konsep compound complex

Konsep yang ada pada Petak Enam disebut Rex sebagai compound complex atau kompleks campuran.

Dalam artian, Petak Enam bisa dianggap sebagai pusat kuliner, pusat belanja, dan banyak lagi.

“Kayak semi tourism mall lah. Bisa juga mengadakan acara di sini. Beberapa minggu lalu kita mengadakan pameran pramuka gitu. Di dalam aja kita ada lapangan bulu tangkis, open for public,” jelas Rex.

Hal itu juga bisa terlihat dari kumpulan tenant yang sangat bervariasi. Ada sekitar 30 tenant makanan dan minuman di Petak Enam. Semuanya sangat beragam.

Baca juga: Menikmati Kuotie Halal di Petak Enam Glodok, Kuotie Shantung Ling

Ada yang mengusung makanan dan minuman khas China, makanan barat, peranakan hingga makanan khas beberapa daerah di Indonesia.

Makanan khas Manado, Medan, Cirebon, bisa ditemui di sini. 

Pengunjung juga bisa menemukan sajian khas China seperti kuo tie dan dimsum di sana.

Ada pula cempedak goreng legendaris di Glodok, pempek Palembang, makanan peranakan macam laksa dan bakmi hingga kuliner barat macam piza.

Salah satu ornamen hiasan di Petak Enam, gerobak roti legendaris di Jakarta.SYIFA NURI KHAIRUNNISA Salah satu ornamen hiasan di Petak Enam, gerobak roti legendaris di Jakarta.

Desain bangunan dengan percampuran budaya

Petak Enam memang tak hanya mengusung warisan satu budaya saja, tapi banyak lainnya.

Hal tersebut juga tercermin dari desain gedung yang digunakan. Tak hanya ada aksen warisan pecinan biasa, tapi juga mengusung beberapa budaya lain yang memang ada di Jakarta.

“Kita kan ada di daerah Kota sini, memang daerah Glodok ini sebagai cultural melting point. Unsur orientalnya ada, unsur Belandanya masih ada, dan unsur lokal Jakartanya ada,” terang Rex.

Baca juga: Pengalaman Minum Teh di Pieces of Peace Petak Enam Jakarta, Bisa Eksperimen Sendiri

Hal itu terlihat dari kawasan tengah hingga belakang Petak Enam yang dominan unsur pecinan.

Sementara di bagian depan Petak Enam, tempat area Paviljoen berada, terdapat unsur Belanda yang cukup kental.

Menurut Rex, hal ini dilakukan oleh sang arsitek ketika sedang mendesain gedung Petak Enam ini.

Ia mendokumentasikan berbagai arsitektur tua yang ada di daerah-daerah historis Jakarta seperti Glodok hingga Kota Tua.

Sang arsitek kemudian memasukkan unsur-unsur kultural yang historis tersebut ke dalam desain gedung Petak Enam.

Kedai Suwe Ora Jamu di Petak EnamSYIFA NURI KHAIRUNNISA Kedai Suwe Ora Jamu di Petak Enam

Asal muasal nama Petak Enam

Nama Petak Enam sendiri memiliki asal usul yang menarik. Nama ini bisa dibilang cukup berkaitan dengan Petak Sembilan, salah satu kawasan yang ada di Glodok.

Menurut Rex, nama Petak Sembilan konon berasal dari sejarah Glodok yang dahulu kala masih belum memiliki banyak tempat. Saat itu kawasan Glodok diisi banyak rumah petak.

Baca juga: Ini Asal-usul Nama Glodok dan Pancoran di Jakarta

“Banyak rumah petak tapi enggak ada nama jalan, enggak ada nama gang. Zaman dulu, kalau orang mau ketemu di mana, orang bilang di rumah petak yang kesembilan karena ada tempat ngopi. Makanya disingkat Petak Sembilan,” jelas Rex.

“Kalau itu rumah petak kesembilan, kita kira-kira aja bahwa ini (kawasan Petak Enam sekarang) mungkin petak keenam,” lanjutnya.

Selain itu, nama Petak Enam juga diambil dari jumlah anak yang dimiliki pemilik properti lokasi kawasan Petak Enam. Tak itu saja, angka enam juga punya fengshui yang baik dalam budaya China.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com