Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Abalone Mahal? Kerang di MasterChef Indonesia yang Harganya Capai Rp 850.000-an Per Biji

Kompas.com - 12/12/2020, 19:09 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Nindy MasterChef Indonesia ditantang mengolah abalone menjadi 3 hidangan pada episode Sabtu (12/12/2020).

Melansir The Spruce Eats, abalone in termasuk kerang yang masih satu keluarga dengan siput. Seafood ini mempunyai cangkang tunggal, bentuknya mirip scallop.

Abalone liar hidup di air laut yang suhunya cenderung dingin di Selandia Baru, Australia, Afrika Selatan, Jepang dan pantai barat Amerika Utara.

Harga abalone tergolong mahal, mencapai Rp 850.000-an per biji untuk abalone premium.

Setidaknya 4 alasan berikut menjelaskan harga abalone mahal, seperti dikutip dari Dollars and Sense.

Baca juga: Cara Potong Tenderloin agar Bebas Lemak, Tantangan Peserta MasterChef Indonesia

Ilustrasi abalone liar harus dipanen secara manual. SHUTTERSTOCK/AKRAPONN Ilustrasi abalone liar harus dipanen secara manual.

1. Panen abalone secara manual

Abalone liar harus dipanen secara manual, satu per satu dengan tangan. Berbeda dengan seafood lain seperti ikan dan udang, abalone tidak dapat dijaring.

Cara tersebut membuat biaya memanen abalone mahal, tidak sebanding dengan hasil panennya.

Selain itu, abalone biasanya hanya muncul di dasar laut karena cangkangnya keras dan berat. Hanya penyelam dengan kemampuan khusus yang dapat menyelam ke perairan dalam untuk memanen abalone.

Ilustrasi abalone yang sudah dimasak di clay pot. SHUTTERSTOCK/TY LIM Ilustrasi abalone yang sudah dimasak di clay pot.

2. Panen abalone sangat berisiko

Seperti diketahui bahwa abalone berada di dasar laut, menyelam untuk mendapatkannya sangat berisiko. Bisa karena ganasnya lautan, terkena cangkang abalone yang bergerigi, maupun ancaman makhlut laut berbahaya lain.

Terdapat sejumlah kasus terkait memanen abalone. Salah satunya penyelam di Tasmania, Australia yang memanen abalone harus menghadapi kondisi kerja yang sulit.

Bahkan di negara lain, ada juga penyelam yang sampai meninggal saat memanen abalone.

Namun, abalone adalah produk premium dan harganya mahal. Sehingga biasanya dipesan oleh orang dengan pendapatan yang tinggi. Mereka tak jarang memesan abalon secara rutin.

Sehingga penyelam rela memanen abalone walaupun risikonya tinggi, demi memenuhi kebutuhan pelanggan.

 

3. Jumlah abalone terbatas

Jumlah abalone terbatas, seafood ini hanya bisa hidup di perairan pantai yang dingin. Terutama adanya pemanasan global menyebabkan suhu air laut naik sehingga pasokan abalone semakin menurun.

Pada momen tertentu seperti Tahun Baru Imlek, permintaan abalone melonjak tajam sehingga menyebabkan harganya lebih mahal.

Ilustrasi abalone yang dihidangkan mentah bersama kecap di Jeju. SHUTTERSTOCK/MARON_STUDIO Ilustrasi abalone yang dihidangkan mentah bersama kecap di Jeju.

4. Aturan resmi dalam panen abalone

Dua spesies abalone, abalone putih dan abalone hitam, masuk dalam daftar hewan yang terancam punah dalam Endangered Species Act di Amerika Utara.

Sementara, tiga spesies lain yaitu abalone merah muda, pinto, dan hijau termasuk dalam Species of Concern Programme. Tujuannya untuk mendukung usaha konservasi.

Efek dari kebijakan tersebut, pemerintah tempat tumbuh abalone tidak lagi mengizinkan panen abalone secara bebas, jadi ada batas harian.

Pemerintah Perth, Australia mengeluarkan pedoman baru terkait memanen abalone mulai Desember 2018.

Panen abalone hanya dapat dilakukan maksimal 1 jam pada Sabtu pagi antara Desember dan Februari. Satu penyelam hanya boleh memanen abalone maksimal 15 biji.

Penangkapan ikan abalone antara Geraldton dan perbatasan Northern Territory akan benar-benar di luar batas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com