Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Makanan Khas Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Indonesia

Kompas.com - 28/10/2020, 17:35 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Perayaan Maulid Nabi Muhammad di Indonesia akan jatuh pada 29 Oktober 2020. Seperti halnya perayaan lain, Maulid Nabi Muhammad diwarnai dengan aneka tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia.

Baca juga: Filosofi Bubur Merah Putih khas Tahun Baru Islam, Representasi Perempuan dan Lelaki

Setiap tradisi masyarakat tak bisa dipisahkan dari kuliner khas. Beberapa di antaranya bahkan hanya muncul di perayaan Maulid Nabi Muhammad saja.

Berikut ini makanan yang muncul khas untuk perayaan Maulid Nabi Muhammad di beberapa daerah di Indonesia seperti dilansir dari berbagai sumber.

Kirab dengan memikul buah-buahan dan hasil bumi menjadi daya tarik tradisi ampyang Maulid yang diadakan warga di halaman Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan lalu. Ampyang Maulid merupakan tradisi warga untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. KOMPAS/WINARTO HERUSANSONO Kirab dengan memikul buah-buahan dan hasil bumi menjadi daya tarik tradisi ampyang Maulid yang diadakan warga di halaman Masjid Wali At-Taqwa, Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, pekan lalu. Ampyang Maulid merupakan tradisi warga untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

1. Ampyang Maulid

Dilansir dari Kompas.com, Ampyang Maulid berasal dari Kudus, Jawa Tengah. Ampyang adalah tandu yang berisi nasi kepel dibungkus dengan daun jati.

Nasi bungkus ini kemudian dirangkai menjadi mirip gunungan setinggi 1,5 meter. Selain nasi kepel, ada pula gunungan berisi buah-buahan dan hasil sayuran lain.

Ampyang berisi nasi lengkap dengan kerupuk dan sayur yang dibungkus daun jati. Ratusan nasi bungkus ini kemudian akan diperebutkan warga.

Sebelumnya ampyang didoakan lebih dahulu oleh tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam di Loram Kulon. Pembagian ampyang jadi puncak acara setelah kirab berakhir.

Kuah Beulangong sudah siap disajikan untuk dinikmati bersama-sama.KOMPAS.COM/DASPRIANI Y ZAMZAMI Kuah Beulangong sudah siap disajikan untuk dinikmati bersama-sama.

2. Kuah Beulangong

Kari kambing khas Aceh ini sebenarnya tak hanya muncul di perayaan Maulid Nabi saja.

Masyarakat Aceh biasanya memasak kuah beulangong di berbagai perayaan, seperti kenduri, penyambutan kelahiran, pesta pernikahan, dan masih banyak lagi.

Dilansir dari Tribun Travel, kuah beulangong adalah kuah kari kambing yang dimasak ke dalam beulangong. Beulangong merupakan belanga yang berukuran sangat besar.

Kuah beulangong terdiri dari daging kambing yang dicampur dengan nangka muda.

Gunungan Sumpil saat diarak oleh warga, Minggu (7/5/2017).Kontributor Kendal, Slamet Priyatin Gunungan Sumpil saat diarak oleh warga, Minggu (7/5/2017).

3. Sumpil

Masyarakat Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah punya makanan khas yang muncul di perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Sumpil adalah makanan berbahan dasar beras. Mirip dengan ketupat, tapi dibungkus dengan daun bambu dan dibentuk limas segitiga.

Baca juga: Sumpil Makanan Khas Kaliwungu

Biasanya sumpil dimakan bersama sambal kelapa. Sumpil bisa ditemukan dalam tradisi weh-wehan atau hantaran saat peringatan Maulid Nabi Muhammad. Konon sumpil diperkenalkan sejak zaman Sunan Kalijaga.

Bentuk limas segitiga ini dilansir Kompas.com, memiliki arti sendiri. Garis segitiga ke atas menandakan hubungan antara manusia dengan Allah atau habluminallah.

Sementara garis ke bawah menandakan hubungan sesama manusia atau habluminannas.

4. Nasi Suci Ulam Sari

Di Pacitan, Jawa Timur, ada nasi suci ulam sari yang khas muncul saat perayaan Maulid Nabi Muhammad. Nasi ini merupakan simbol permohonan masyarakat supaya dijauhkan dari mara bahaya dan diberkahi Tuhan.

Biasanya nasi suci ulam sari disajikan pada malam 12 Rabiul Awal. Nasi ini dibawa setiap kepala keluarga ke rumah tokoh masyarakat atau masjid kampung.

Nasinya sendiri berupa nasi uduk yang dibentuk tumpeng berbagai ukuran. Kemudian di atasnya diberi lauk ayam utuh yang direbus dan ditambah pelengkap lain seperti sayuran.

 

Walima, perayaan maulid Nabi Muhammad di desa Bongo yang menyajikan arak-arakan kue kolombengi diusung dalam Tolangga.ROSYID A AZHAR Walima, perayaan maulid Nabi Muhammad di desa Bongo yang menyajikan arak-arakan kue kolombengi diusung dalam Tolangga.

5. Kue Kolombengi dan Wapili

Kue kolombengi dan wapili menjadi hiasan tolangga atau usungan untuk menyambut perayaan walima atau Maulid Nabi Muhammad di Gorontalo.

Dilansir dari Kompas.com, tolanggan dibuat dari kayu atau rotan yang berbentuk menara atau perahu. Dari pucuk sampai ke bawah, biasanya dipenuhi oleh dua jenis kue khas ini.

Kolombengi atau plemben terbuat dari telur dan tepung terigu. Biasanya masyarakat sudah membuat kue kolombengi sejak beberapa hari sebelum perayaan Maulid karena jumlah yang dibutuhkan bisa mencapai ribuan kue.

Sementara kue wapili atau wafel memang mirip dengan waffle khas Belgia. Bedanya, kue ini dibuat dengan bahan berupa tepung beras, gula merah, santan, dan telur.

Namun secara umum tekstur dan tampilan antara wapili dan waffle hampir sama.

Kembang Endog pada Festival Endog-endogan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi, Jatim, Selasa (20/11/2018)ARSIP HUMAS PEMKAB BANYUWANGI Kembang Endog pada Festival Endog-endogan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Banyuwangi, Jatim, Selasa (20/11/2018)

6. Endog-endogan

Tradisi yang berlangsung di Kabupaten Banyuwangi ini khusus dilakukan pada Maulid Nabi. Dilansir dari Kompas.com, masyarakat Banyuwangi menyebutnya Tradisi Muludan Endog-endogan.

Endog dalam bahasa Indonesia artinya telur. Telur direbus biasa lalu ditusuk dengan bambu kecil. Tusukan tersebut kemudian dihias dengan kembang kertas yang disebut kembang endog.

Kembang endog ini lalu ditancapkan pada jodang, yakni pohon pisang yang juga dihias dengan kertas warna-warni.

Jodang-jodang tersebut kemudian diarak keliling kampung. Diiringi dengan alat musik tradisional seperti alat musik patrol, terbang, atau rebana. Setelahnya, barulah telur dibagikan pada masyarakat selepas pengajian dan makan bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com