Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencoba Beef Bowl alias Gyudon Baru, Bisa Pakai Kremes dan Sambal

Kompas.com - 28/10/2020, 17:08 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Gyudon atau beef bowl populer di Indonesia karena hadirnya restoran Jepang di kota-kota besar.

Sajian ini sebenarnya sederhana, terdiri dari nasi dan irisan daging sapi bagian perut yang dimasak dengan bawang bombai dan bumbu manis.

Tak jarang diberi topping berupa telur setengah matang dan irisan daun bawang.

Sajian ini di negara asalnya masuk sebagai hidangan sehari-hari yang praktis.

Baca juga: Mencoba Paket Makanan dari Restoran Manado Fusion di Jakarta

Ada beberapa restoran di Indonesia yang fokus menjual beef bowl ini, salah satu yang baru adalah San Gyu yang dibesut oleh Hangry.

Hangry merupakan restoran multi merek yang dirintis pada akhir 2019.

Hangry hanya melayani pesan antar makanan, beda dengan restoran pada umumnya yang menerima pesanan makan di tempat.

Merek San Gyu dari Hangry ini mengklaim sajiannya hanya menggunakan 100 persen US Beef atau daging sapi asal Amerika Serikat.

Kompas.com berkesempatan untuk mencicipi sajian dari San Gyu yang terdiri dari Original Gyudon, Sambal Teriyaki Gyudon, Sambal Aburi Gyudon, dan Blackpepper Gyudon.

Ada tambahan topping berupa onsen egg, sambal, dan kremes untuk menikmati sajian ini.

Hal pertama yang Kompas.com coba adalah nasi putih. Sebab nasi putih berperan penting pada sajian beef bowl yang pada dasarnya hanya terdiri dari nasi dan daging berbumbu.

Nasi yang digunakan pulen dan harum. Tingkat kematangannya juga sangat baik. Nasi ini lebih nikmat saat disantap dalam kondisi panas.

Kemudian ada irisan daging sapi. Kompas.com memperhatikan dan mencoba daging sapi bagian perut yang disajikan memiliki jumlah lemak yang sedikit.

Baca juga: Mencoba Horchata, Minuman Khas Meksiko yang Pakai Susu Beras

Hal ini menjadi salah satu ciri daging sapi bagian perut asal Amerika Serikat. Sebab daging sapi bagian perut dari negara lain memiliki lemak yang cukup banyak.

Jumlah lemak yang tidak berlebihan, membuat daging tidak berbau langu ketika disantap.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com