Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Penjualan Roti Ubi Ungu Korea Pakai Sistem Pre-order

Kompas.com - 17/10/2020, 14:22 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Roti ubi ungu menjadi makanan Korea yang tren setelah dalgona coffee dan korean garlic bread.

Baca juga: Video Viral Resep Roti Ubi Khas Korea, Ini 6 Tempat Jualannya

Tren roti ini membuka peluang bagi pelaku bisnis kuliner. Beberapa toko online di Indonesia mulai menjajakan roti ubi ungu korea dengan sistem pre-order (PO), mulai dari Jakarta hingga Medan.

Para penggemar roti ubi ungu korea harus rela menunggu pesanan mereka datang selama beberapa hari hingga dua minggu.

Menampung permintaan pelanggan dengan PO

"Karena saat ini permintaan pelanggan sangat tinggi dan mereka sangat excited untuk mencoba roti ubi ungu ini, kami harus membuat sistem pre-order agar semua permintaan dapat kami penuhi," jelas pemilik Fouet Homemade Felicia Clarissa kepada Kompas.com, Kamis (15/10/2020.

Feli menjelaskan bahwa pihaknya sangat berusaha agar dapat mengirimkan pesanan sesegera mungkin, sehingga semua pelanggan kebagian dan mencoba roti ubi ungu korea.

Baca juga: Bisnis Roti Ubi Ungu Korea yang Lagi Hits, Berawal dari Jualan Buat Teman

Hal senada juga disampaikan oleh Adelia Ramadhani, owner dari toko online Cala Culu.

Cala Culu yang menjajakan korean sweet potato bread juga harus membuka sistem PO supaya pesanan yang banyak dapat tertampung dan semua pelanggan kebagian roti ubi ungu.

"Kalau kami, sebenarnya penentuan waktu PO menyesuaikan jadwal kosong kami, karena usaha ini merupakan pekerjaan sampingan," jelas Adelia.

Ilustrasi pembuatan roti ubi ungu korea. SHUTTERSTOCK/IKA RAHMA H Ilustrasi pembuatan roti ubi ungu korea.

Pembuatan roti ubi ungu korea cukup rumit

Pembuatan roti yang memiliki julukan korean sweet potato mochi bread atau goguma bbang ini cukup rumit.

"Pembuatan roti ubi ungu bisa dikatakan cukup rumit dan tidak mudah. Banyak langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan roti ini. Membutuhkan waktu yang cukup lama karena prosesnya banyak," papar Feli.

Roti ubi ini memiliki tekstur lembut, di dalamnya berisikan keju leleh dan ubi yang telah matang dan dilembutkan terlebih dahulu.

Baca juga: Resep Korean Sweet Potato Bread, Roti Ubi Ungu Tekstur Seperti Mochi

Proses yang panjang ini juga menjadi salah satu alasan penggunaan sistem PO. Adelia juga menjelaskan bahwa walaupun langkah membuat roti ini lumayan susah tetapi bahannya mudah didapatkan.

Setelah diterima oleh pelanggan, roti ini lebih baik tak langsung dimakan. Pembeli disarankan untuk memanaskan di microwave terlebih dahulu hingga roti empuk.

Ilustrasi roti ubi ungu korea siap dipanggang. SHUTTERSTOCK/IKA RAHMA Ilustrasi roti ubi ungu korea siap dipanggang.

Respons positif pelanggan

Walaupun harus PO, pelanggan rela menunggu sebab penasaran dengan sajian yang sedang tren ini.

Feli mengungkapkan pelanggan sangat tertarik untuk mencoba roti ubi ungu dari tokonya, bahkan bersedia untuk menunggu waktu kirim pesanan yang cukup lama.

Ia juga mengungkapkan bahwa daya tarik dari roti ini terletak pada bentuknya yang mirip ubi ungu. Bahan utamanya pun ubi yang menyehatkan.

"Terlebih karena roti ubi buatan kami made by order, fresh, dan tanpa pengawet. Selain itu pelanggan juga tertarik dengan roti ubi ungu Fouet Homemade karena berisikan ubi asli yang tidak terlalu manis, keju leleh dan crunch wintermelon. Perpaduannya sangat pas antara manis dan gurih dari keju lelehnya," paparnya.

Feli sengaja mengirimkan pesanan di pagi hari agar pelanggan dapat menikmati roti ubi saat sarapan. Ia menjelaskan, menurut pelanggan roti ini cocok sebagai pendamping kopi dan teh, karena sudah cukup mengenyangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com