Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pentingnya Penerapan Kebersihan oleh Penjual Makanan, Hindari Tifoid

KOMPAS.com - Demam tifoid merupakan penyakit infeksi saluran pencernaan yang dapat ditularkan melalui makanan.

Demam tifoid tidak datang begitu saja dari dalam makanan. Salah satu jenis foodborne disease (keracunan makanan) ini dapat muncul dan menular akibat bahan makanan yang terkontaminasi bakteri Salmonela typhi.

Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr Suzy Maria Sp.PD, K-AI, bakteri penyebab demam tifoid bisa terdapat dalam semua makanan, baik makanan yang dibeli di luar rumah atau makanan yang dibuat sendiri di rumah.

"Tidak menjamin makanannya tidak terkontaminasi karena dalam tiap proses tahapan penyiapan makanan itu ada peluang makanannya terkontaminasi," tutur Suzy dalam acara Peluncuran Kampanye SantapAman oleh Sanofi Pasteur Indonesia, Kamis (11/11/2021).

Jad, menurutnya makanan dari restoran bintang lima atau yang di pinggir jala, semuanya berpotensi untuk terkontaminasi dan membawa penyakit.

Suzy mengatakan, diperlukan kesadaran untuk menjaga sanitasi dan higiene secara pribadi untuk mencegah penularan penyakit demam tifoid dari dalam makanan.

Khususnya, bagi para pelaku usaha makanan karena bisa berpotensi sebagai carrier typhi (penyebar bakteri).

"Paling fatal kalau dia terlibat dalam semua proses penanganan makanan," kata Suzy. 

Ia menyebutkan, di luar negeri rutin inspeksi terhadap orang yang bekerja di restoran untuk mengetahui orang tersebut adalahcarier typhi.

"Kemudian kalau seandainya ada yang sakit, cook handle atau siapapun yang terlibat di restoran tersebut, kalau dia sakit, dia harus libur," kata Suzy.

Koki sekaligus influencer, William Gozali menuturkan bahwa penjual makanan bisa mulai mencegah penyebaran Salmonela typhi dengan memilih bahan makanan terbaik untuk diolah dan dijual pada pelanggan.

"Selain memilih bahan baku lebih murah tetapi juga harus memikirkan bahwa apakah bahan baku ini kondisinya layak untuk dijadikan makanan yang dijual," ujar William.

  • Kenapa Makanan Rumah Sakit Terasa Tidak Enak?
  • Cara Olah Makanan untuk Balita Sakit, Saran dari Ahli Gizi
  • Resep Bubur Ikan Kecap Rice Cooker, Masak untuk yang Sedang Sakit

Pelaku usaha makanan juga dapat meningkatkan higiene guna mencegah penularan demam tifoid dengan memerhatikan suhu penyimpanan bahan makanan yang dipakai.

"Contohnya, daging ayam atau daging sapi jangan sampai ada di atas sayuran karena bisa terkontaminasi," jelas William.

Koki jebolan MasterChef Indonesia itu juga mengatakan bahwa pelaku usaha makanan harus memahami fungsi alat-alat masak dapur.

Sebab, alat masak, seperti talenan, bisa menjadi media di mana bakteri berkumpul dan menjadi sarang penyakit.

"Kalau beli talenan ada warna putih, hijau, biru, merah karena itu sebenarnya ada artinya," tutur Wiliam.

"Putih itu kayak untuk makanan yang sudah matang atau dairy products, hijau sudah pasti untuk sayuran, merah untuk daging merah, kuning buat daging putih," pungkasnya. 

Selain menggunakan talenan sesuai warna dan fungsinya, ia juga menuturkan bahwa sebaiknya para pelaku usaha makanan menghindari talenan berpori-pori besar.

"Makanya talenan kayu suka hitam-hitam. Bakterinya nyangkut semua di situ kan," katanya. 

William menuturkan bahwa talenan bisa tetap digunakan secara bergantian untuk menyiapkan berbagai bahan makanan.

Namun, urutan bahan makanan yang diolah harus tepat agar tidak meninggalkan sisa kotoran.

"Kerjain dulu semua sayuran karena sayuran tidak akan saling mengontaminasi. Habis itu baru kerjain daging, habis itu cuci semua, selesai. Jadi jangan kerjain daging, cuci talenan, kerjain sayuran, habis itu kan cuci lagi, kurang lebih begitu," jelasnya.

  • Pentingnya Punya 2 Talenan di Dapur, Saran dari Koki
  • 3 Cara Pilih Talenan yang Awet dan Sesuai Kebutuhan
  • Cara Bersihkan Talenan Kayu dan Plastik yang Benar

https://www.kompas.com/food/read/2021/11/12/170900575/pentingnya-penerapan-kebersihan-oleh-penjual-makanan-hindari-tifoid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke