Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisnis Coffee Roastery Saat Pandemi, Tantangan dan Strategi Bertahan

KOMPAS.com - Industri kopi di Indonesia saat sebelum dan sesudah pandemi mengalami perubahan. Beberapa perubahan ini berdampak pada bisnis kopi. 

Co-founder dari Smoking Barrels Craft Coffee Joni Lima, membahas strategi bisnis coffee roastery saat pandemi dalam acara Live Instagram “Ngoenyah” (Ngobrol Renyah) di @my.foodplace pada Kamis (5/11/2020). 

“Sebelum pandemi banyak banget orang yang ngopi di kafe atau di coffee shop sambil nongkrong ya. Mungkin dalam budaya kita juga kalau ngopi sambil duduk-duduk dan ngobrol," kata Joni. 

Namun, saat pandemi kebiasaan ngopi dan nongkrong di kafe, disampaikan oleh Joni jadi sangat berkurang banget.

Ia menjelaskan jika pola ngopi telah berubah, banyak orang kini beralih mengonsumsi kopi di rumah.

Konsumen lebih banyak yang membeli kopi dalam bentuk botolan besar atau beli biji kopi untuk diseduh di rumah.

Tantangan bisnis coffee roastery

Joni menyebutkan kebiasaan nongkrong di coffee shop mulai menurun saat pemerintah menetapkan PSBB pertama pada pertengahan Maret lalu.

Hal ini juga dirasa plus minus dengan pelaku bisnis. Pada awal pandemi ia mengakui bisnis coffee roastery menjadi sepi. 

“Nah pada masa awal pandemi semua coffee shop di Jakarta tutup saat itu. Hampir semua. Pada saat itu susah sekali bagi kita dan penjualannya menurun karena kita sangat bergantung pada bisnis B2B ini,” jelas Joni.

Bisnisnya mengalami penurunan yang cukup besar karena konsumen utamanya yaitu para coffee shop tidak lagi memesan biji kopi darinya.

Seiring waktu, industri kopi di Indonesia dapat bertahan meskipun pada awal pandemi terdampak cukup besar. Mereka tetap berjalan dan secara umum masih hidup.

“Menurut research yang saya baca konsumsi kopi sebenarnya tidak menurun di masa pandemi. Tapi polanya yang berubah dan bentuknya yang berubah. Sekarang orang mulai sedu kopi sendiri di rumah,” jelasnya.

Jadi saat itu Joni mulai mengamati kebutuhan pasar pada masa pandemi.

Ia yang dulu fokus dengan model business to business, saat awal pandemi mulai sedikit bergeser ke business to customer. Ia mencoba menarik minat konsumen dan mulai melakuakan pendekatan ke pelanggan.

Caranya dengan menyesuaikan produk yang dibutuhkan serta yang diinginkan oleh konsumen. 

“Saat ini memang online, untuk sekarang jujur saja memang kita jalani bisnis berjualan di online di e-commerce masih belajar. Kita cari tau lagi market itu maunya seperti apa,” paparnya.

Walaupun bisnis di e-commerce awalnya bukan sebagai fokus utama, kini Joni mulai bergerak cepat jemput bola.

Sebab kondisi sekarang masih labil dan belum bisa diprediksi kapan pandemi akan berakhir.

Joni juga menyerankan untuk para pebisnis coffee roastery diluar sana untuk bisa bergerak cepat dan bisa melihat peluang yang lebih besar.

Ia juga mendorong untuk selalu mendengar kebutuhan pasar dan cepat tahu apa yang yang konsumen mau.

Dalam merealisasikan taktik itu kini Smoking Barrels juga mulai menjual produk berupa minuman kopi botolan dan kopi yang sudah digiling. Mereka tidak lagi hanya menjual biji kopi.

Smoking Barrels juga berinvestasi menambah peralatan baru untuk menjual produk berbeda dari yang sebelumnya.

Penjualan online Smoking Barrels mulai mengalami peningkatan saat ini, bila dibandingkan awal pandemi.

“Kalau sekarang penjualannya tetap coffee beans untuk manual brew yang tinggi. Market kita yang besar masih orang-orang yang sedu kopi sendiri di rumah,” paparnya.

Selain itu permintaan biji kopi yang digiling dan kopi susu literan juga cukup tinggi. 

Simak selengkpanya obrolan Joni Lima tentang coffee roastery di IGTV @my.foodplace berikut ini:

https://www.kompas.com/food/read/2020/11/06/212200075/bisnis-coffee-roastery-saat-pandemi-tantangan-dan-strategi-bertahan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke