Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketupat Sumpil, Simbol Hubungan Tuhan dan Manusia dalam Perayaan Maulid Nabi

Sumpil umumnya dimakan dengan dicampur sambal kelapa.

Makanan ini jadi bagian tradisi weh-wehan atau saling mengirim makanan yang dilakukan masyarakat Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Khususnya saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Traveling Chef Wira Hardiyansyah, sumpil sebenarnya diadopsi dari kepercayaan sebelum Islam datang ke Pulau Jawa.

“Bentuknya yang segitiga itu konsep yang mirip dengan Islam. Konsep Tuhan dan alam sekitar," jelas Wira ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/10/2020).

"Kemudian diadopsi menjadi Habluminannas (hubungan sesama manusia) dan Habluminallah (hubungan manusia dengan Tuhan,”lanjutnya,

Dikutip dari artikel Kompas.com, Sabtu (4/2/2012), garis segitiga pada sumpil yang mengarah ke atas menandakan hubungan Habluminallah.

Sementara garis ke bawah pada sumpil menandakan hubungan sesama umat atau Habluminannas.

Tradisi ini dipercaya masyarakat sudah ada sejak zaman dahulu. Tepatnya diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga.

Selain weh-wehan, ada tradisi lain disetiap Maulid Nabi Muhammad yang dilakukan masyarakat Kaliwungu yaitu tradisi teng-tengan.

Teng-tengan ini, sejenis lampion tapi bentuknya prisma yag dipasang di depan rumah. Meskipun masih ada yang memasang teng-tengan di depan rumah. 

Namun tradisi ini sudah mulai jarang dilakukan. Masyarakat juga semakin sedikit yang membuat sumpil dan memilih menggunakan makanan modern untuk tradisi weh-wehan. 

https://www.kompas.com/food/read/2020/10/29/143200375/ketupat-sumpil-simbol-hubungan-tuhan-dan-manusia-dalam-perayaan-maulid-nabi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke