Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Hardiknas, BNPT Ajak Guru di Banten Melek Intoleransi dan Radikalisme

Kompas.com - 30/04/2024, 18:21 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

BNPT sendiri terus berkomitmen dan konsisten untuk mengajak seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, akademisi, pemuka agama, komunitas, dunia usaha dan media untuk bersama-sama terlibat dan berpartisipasi dalam pencegahan intoleransi, radikalisme dan terorisme.

"Ini adalah bagian dari pencegahan yaitu pada bagian kontra radikalisasi khususnya kontra narasi dan kontra propaganda," kata Prof Irfan Idris mengakhiri.

Guru perlu tahu cara mencegah intoleransi dan radikalisme

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Banten, Dr. H. Tabrani mengakui kalau selama ini kurangnya para guru memiliki pengetahuan yang utuh menjadi kendala bagi para guru dalam mencegah bahaya intoleransi, radikalisme dan terorisme baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarganya.

"Teman-teman (guru) ini kan tidak mempunyai pengetahuan yang utuh bahwa siapa orang-orang yang ada di sekelilingnya sebagai pelaku terorisme. Nah makanya nanti mudah-mudahan melalui workshop ini itu bisa dipahami, sehingga minimal dia bisa mengetahui, bisa memahami dan akhirnya kalau terjadi walaupun dia tidak bisa melakukan tindakan langsung dia bisa menyampaikan laporan kepada pihak-pihak yang berwenang," ujarnya.

Namun demikian dirinya mengatakan kalau pihaknya secara rutin dan berkelanjutan melakukan rapat koordinasi dengan para kepala sekolah dan juga melakukan pertemuan-pertemuan dengan pengurus Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).

Dimana secara normatif dirinya menyampaikan pemahaman tentang pengelolaan penyelenggaraan Pendidikan.

"Kami juga menyampaikan pesan-pesan pada guru-guru kami bahwa hari ini kita jangan pernah lengah terhadap aktivitas para terorisme yang mungkin yang mungkin masuk ke lingkungan sekolah," ucapnya.

Pihaknya merasa bersyukur dan berterima kasih kepada BNPT yang telah mengadakan pelatihan kepada para guru pada program Sekolah Damai ini.

"Saya terima kasih kepada BNPT, dimana Banten menjadi salah satu provinsi yang menjadi sasaran untuk melakukan kegiatan workshop ini. Mudah-mudahan kegiatan ini nanti bisa dipahami oleh para guru yang mengikuti dan akhirnya bisa disemaikan kepada teman-teman yang lain yang ada di sekolahnya masing-masing Tentunya ini momentumnya sangat tepat dalam menyambut hari pendidikan nasional di tahun 2024," ujar Tabrani mengakhiri.

Sekolah umum sering menjadi target terorisme

Sementara itu, Dosen Iniversitas Muhammadiyah Prof. Dr.Hamka (Uhamka) Mohammad Abdullah Darraz, MA, M.Ud, yang ikut hadir mengatakan bahwa di era digital dimana saat ini banyak sekali propaganda intoleransi, radikalisme dan terorisme maka dirasa penting menciptakan ekosistem sekolah damai.

"Karena tidak ada satupun sekolah yang mengajarkan radikalisme dan terorisme, tetapi sekolah harus waspada dan menjadi cure bagi siswa yang terpapar," terang Abdullah Darraz.

Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu guru kuasai, pertama adalah kemampuan mengidentifikasi sikap intoleransi pada siswa. Kelompok radikal menyasar sekolah umum karena sekolah ini dianggap tidak punya basis keagamaan yang kuat.

"Jadi mereka cenderung menyasar sekolah-sekolah umum. Guru PKN misalnya jadi aktor radikalisasi di salah satu sekolah di Jawa Tengah. Guru Bahasa Indonesia terpapar juga di Jateng. Pemahaman keagamaan yang kuat dapat menjadi tameng ketahanan untuk mencegah paham radikalisme di lingkungan sekolah," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com