Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen Unika Atma Jaya Minta Calon Pemimpin Indonesia Mampu Jawab Isu Lingkungan

Kompas.com - 12/01/2024, 10:01 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ketiga calon wakil presiden (Cawapres), yakni Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, Mahfud MD akan menjalankan debat keempat Pemilu 2024 dengan tema Energi, Sumber Daya Alam, Sumber Daya Mineral, Pangan, Pajak Karbon, Lingkungan Hidup, Agraria, Masyarakat Adat pada Minggu (21/1/2024).

Melihat hal itu, isu lingkungan menjadi pusat perhatian wacana politik dalam debat. Dengan meningkatnya krisis iklim global, kebutuhan akan kebijakan berkelanjutan menjadi semakin mendesak.

Pemimpin negara selanjutnya harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan membentuk masa depan lingkungan hidup Indonesia, dengan fokus pada isu-isu utama seperti pemanasan global, pengurangan emisi gas rumah kaca, kendaraan listrik (EV), dan pengelolaan limbah.

Baca juga: Prof. Yuda Turana Jadi Rektor Unika Atma Jaya Periode 2023-2027

Melihat pentingnya bagi publik terhadap isu yang berkembang, secara khusus bagi pemilih pemula, Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya, Salvatore Simarmata menyoroti masih kurangnya kampanye negatif berkualitas.

"Debat kali ini mungkin lebih beradab dari penggunaan diksi, dan mobilisasi pendukung di ruang online, namun dari sisi substansi menurun. Tahun 2019, kita masih membahas aspek yang substansial, baik substansi isu ideologis termasuk geopolitik, saat itu orang membicarakan posisi Indonesia dalam konteks Asia," kata dia dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).

Salvatore mengungkapkan kampanye negatif berkualitas adalah yang mengkritik kandidat lawan pada sisi kapasitasnya mulai dari kebijakan, kompetensi, kualitas memimpin, integritas diri, dan keberanian dalam mengambil keputusan untuk memajukan kepentingan publik.

Debat bertujuan mendidik pemilih agar dapat mengambil keputusan politik yang paling baik dalam mencapai perwujudan aspirasi mereka. Memiliki ciri-ciri penting seperti berbasis fakta, orientasi kebijakan, relevan, berguna, dan transparan.

"Salah satu aspek penting dari kebijakan lingkungan hidup Indonesia adalah pengurangan emisi gas rumah kaca. Emisi global yang signifikan, sebagian besar disebabkan oleh deforestasi, degradasi lahan gambut, dan ketergantungan pada bahan bakar fosil," kata Salvatore.

Dosen FH Unika Atma Jaya, Marhaeni Ria Simbo mengatakan, kandidat Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024 diharapkan menyajikan rencana komprehensif untuk melakukan transisi ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan, mendorong praktik kehutanan berkelanjutan, dan membatasi emisi dari industri.

"Pendekatan capres dan cawapres masih terlalu pragmatis, karena melihat demografi pemilih secara tingkat pendidikan masih rendah," ungkap Marhaeni.

Marhaeni juga menjelaskan, pemahaman terhadap isu lingkungan harus terlihat sebagai calon pemimpin negara.

Baca juga: Ada Kasus Kekerasan Seksual, Unesa Upayakan Lingkungan yang Aman

Misalnya pemahaman dan komitmennya terhadap kebijakan transportasi listrik, dan bagaimana pandangannya terhadap 'carbon market' sebagai salah satu negara yang diperhitungkan dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dikancah global.

Di sisi lain, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah, dengan polusi plastik yang menjadi perhatian utama. Pemilu 2024 memberikan kesempatan bagi para kandidat untuk mengusulkan solusi inovatif untuk pengurangan sampah dan praktik pengelolaan sampah berkelanjutan.

Inisiatif seperti program daur ulang masyarakat, kampanye pengurangan sampah plastik, dan kebijakan yang mendorong dunia usaha untuk mengadopsi kemasan ramah lingkungan dapat memainkan peran penting dalam mengatasi masalah ini.

"Pengelolaan limbah masih dilihat sebelah mata, ini juga seharusnya menjadi isu yang diangkat oleh para kandidat pasangan capres dan cawapres pada debat nanti," tambah Marhaeni.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com