Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anak Daerah 3T, Lulus Kuliah Kedokteran di UGM dengan Beasiswa

Kompas.com - 06/12/2023, 16:49 WIB
Dian Ihsan

Penulis

Meski tidak memiliki strategi khusus dalam belajar, Rivaldy terus belajar mencintai Program Studi Pendidikan Dokter. Ini terus ia tumbuhkan agar niat dan minat belajarnya semakin kuat dan konsisten.

"Niat dan ketekunan menjadi hal terpenting yang harus dipupuk dan lakukan," tutur pria kelahiran 2000 ini.

Meski lulus dalam rentang waktu 10 semester, ia tetap bangga dan mendedikasikannya bagi semua khususnya warga Nabire.

Bagi Rivaldy, setiap orang memiliki cara belajar yang berbeda-beda, dan ia lebih suka belajar secara bekelompok dan melakukan diskusi bersama.

Sempat berminat melanjutkan belajar seni setelah lulus SMA, Rivaldy diremehkan dan tidak dipercaya bisa masuk Fakultas Kedokteran UGM oleh teman-temannya.

Memang diakuinya, ia sempat merasakan keragu-raguan itu, tapi kedua orangtua terus mendorongnya untuk mencoba.

"Saya ditentang untuk pilih seni, orangtua mendorong untuk kedokteran. Saya tes dan saat pengumuman ternyata saya lulus pada pilihan pertama. Saya pun kuliah di Program Studi Kedokteran sampai sekarang, dan kini saya menjalani koas," ungkapnya lagi.

Dari SMA menggapai beasiswa

Bukan saat kuliah di FKKMK UGM saja Rivaldy mendapatkan beasiswa afirmasi, ternyata saat di SMA juga mendapatkan beasiswa jalur Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem).

Setelah lulus SMA, ia pun mendapatkan kesempatan yang sama mengikuti tes dari program Adik (Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi) untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Rivaldy mengaku tidak mudah bisa lolos seleksi beasiswa jalur afirmasi karena harus bersaing dengan teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia. Peminat beasiswa inipun dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

"Menyicil nilai rata-rata yang baik sejak semester satu duduk di bangku SMA adalah jalan ninjanya agar bisa lolos beasiswa Adik. Termasuk tekun dengan mengikuti kursus pada mata pelajaran yang kurang dikuasainya. Berlatih menjawab soal untuk menambah variasi penyelesaian masalah, dan juga belajar mandiri mencari referensi belajar penyelesaian soal dari kanal YouTube," tegas dia.

Kini Rivaldy menjalani pendidikan koas sebelum menyandang profesi seorang dokter. Dia berencana kembali ke Nabire setelah lulus menjadi dokter nanti.

Ia berangan-angan bisa mendalami Ilmu Obstetri dan Ginekologi, dan bercita-cita menjadi dokter spesialis bedah dan kandungan.

"Di luar kegiatan koas ingin sih menambah pengetahuan dengan mengambil studi magister dalam bidang bisnis dan manajemen," ucap Rivaldy yang gapai IPK 3,30 ini.

Meskipun nantinya menekuni profesi dokter di Nabire, Rivaldy masih menyimpan keinginan lama yaitu membuka bisnis di bidang fashion.

Bukan tanpa sebab, karena di daerah asalnya Nabire banyak ditemui pengrajin seperti pembuat tas noken (tas tradisional Papua), hiasan, kalung dan lain sebagainya.

Tidak hanya itu, dia nantinya ingin membantu mengembangkan pendidikan jenjang SD, SMP dan SMA di Papua Tengah. Ia berharap agar anak-anak di Papua Tengah memiliki kesempatan yang sama dalam belajar.

Baca juga: Skor Literasi Membaca PISA 2022: Indonesia Turun 12 Poin

"Saya ingin membuka usaha itu sekaligus memfasilitasi para pengrajin yang mayoritas ibu- ibu dan anak muda untuk mengembangkan keahlian dan membuka lapangan pekerjaan bagi mereka," pungkas Rivaldy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com