Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Makanan yang Dibakar Picu Kanker? Ini Penjelasan Dosen UMJ

Kompas.com - 26/11/2023, 15:22 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Benarkah mengonsumsi makanan yang dibakar memicu kanker? Hal ini tentu menyebabkan masyarakat menjadi was-was. Terlebih yang hobi mengonsumsi sate dan makanan lainnya yang biasa diolah dengan cara dibakar.

Masyarakat perlu memperhatikan kandungan dan cara mengolah makanan tersebut karena apa yang dikonsumsi tentu akan memengaruhi kesehatan tubuh.

Dosen Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dr. Ikrimah Nisa Utami mengatakan, makanan yang dibakar biasanya akan menghasilkan bagian yang gosong.

Bagian itu disebut-sebut mengandung zat karsinogenik yang dapat memicu sel kanker. Dosen yang kerap disapa dr. Nisa ini menegaskan, belum ada penelitian dengan metode yang baik, yang menunjukkan keterkaitan antara akrilamida dengan kejadian kanker.

Baca juga: 5 Manfaat Penting Bawa Bekal Makanan ke Sekolah

Yang berbahaya adalah makanan apa yang dibakar

Akrilamida merupakan zat yang terkandung dalam bagian gosong makanan. dr. Nisa menjelaskan, yang berbahaya dari makanan yang dibakar bukan akrilamida akibat pembakaran, melainkan makanan apa yang dibakar.

"Mitos. Tidak ada kaitannya dengan kanker. Penelitian yang pasti, yang menggunakan metode penelitian baik, menunjukkan bahwa konsumsi daging yang diproses dan mengonsumsi daging merah itu yang berkaitan dengan kejadian kanker," terang dr. Nisa seperti dikutip dari laman UMJ, Minggu (26/11/2023).

Dia mengungkapkan, setiap konsumsi 25 gram daging merah atau makanan olahan dapat meningkatkan risiko kejadian kanker, terutama di usus besar.

Makanan olahan mengandung pengawet, yaitu nitrit dan nitrat dengan rumus kimia NO (nitrit oxide).

Saat makanan masuk ke dalam tubuh melalui sistem pencernaan akan terpapar nitrat yang bersifat oksidatif dengan mengoksidasi sel di dalam tubuh.

Baca juga: Dosen UM Surabaya: Makanan Panas Tidak Berdampak pada Kerusakan Gigi

Selain makanan olahan, daging merah juga disebut dr. Nisa sebagai salah satu makanan yang mengandung zat yang berkaitan dengan kejadian kanker.

"Ternyata konsumsi golongan daging merah juga berkaitan dengan kanker usus. Karena di dalamnya ada kandungan heterosiklik amin dan polisiklik amin (HCA dan PCA), yang memiliki efek merusak sel," ungkap dia.

Sama seperti zat oksidatif, sehingga ketika sel pencernaan terpapar, memicu adanya sel kanker, yang paling sering kanker usus besar.

"Ternyata penelitian lain juga mengatakan bisa memicu kanker pankreas dan bagian usus yang lain," tandas dr. Nisa.

Ia menganjurkan mengonsumsi daging putih, seperti ayam dan ikan karena kandungan HCA dan PCA yang lebih rendah dibandingkan daging merah.

Namun begitu, dr. Nisa juga mengimbau bagi pengidap kolesterol tinggi untuk berhati-hati mengonsumsi makanan laut.

Kolesterol akar penyakit

Dia menambahkan, agar masyarakat berhati-hati juga jangan terlalu banyak karena ada kolesterol. Kolesterol adalah akarnya penyakit, jantung dan pembuluh darah.

Kolesterol adalah akarnya penyakit jantung dan pembuluh darah. Sama halnya seperti darah tinggi dan kencing manis yang menjadi akar dari penyakit lain.

Baca juga: Cek Uang Pangkal Masuk SMA Taruna Nusantara Jalur Kontribusi Khusus

Penyakit stroke misalnya, banyak diketahui sebagai penyebab kematian orang lanjut usia. Namun data bahwa tren penyakit stroke bergeser ke usia yang semakin muda yakni 29-30 tahun.

"Misalnya badan (pasien stroke) tidak obesitas. Ternyata pas diperiksa angka kolesterolnya tinggi. Makanan yang mengandung minyak dan lemak seperti gorengan dan kolesterol tinggi bisa menimbulkan penyakit stroke dan jantung. Jangan merasa aman, karena makanan tidak sehat bisa menyebabkan gangguan," pungkas dr. Nisa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com