Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ridi Ferdiana, Gapai Gelar Guru Besar UGM pada Usia 39 Tahun

Kompas.com - 04/10/2023, 11:21 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Ridi Ferdiana resmi menyandang gelar Guru Besar di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada usia 39 tahun.

Ridi Ferdiana termasuk salah satu jajaran pimpinan muda di lingkungan UGM yang bergelar profesor.

Di UGM, Prof. Ridi telah menahkodai Direktorat Teknologi Informasi sejak Oktober 2022.

Baca juga: Sosok Stanley, Lulus dari Jurusan Kedokteran UB dengan IPK 3,99

Tidak hanya berhasil meraih gelar akademik tertinggi, Prof. Ridi juga tengah mengemban amanah mengurusi teknologi informasi di tingkat universitas.

Di tangannya, dia bertanggung jawab melakukan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur jaringan dan internet di lingkungan universitas serta melakukan perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan infrastruktur jaringan, pusat data, dan fasilitas komputasi yang andal.

Prof. Ridi lahir dan besar di Cirebon, Jawa Barat. Anak bungsu dari dua bersaudara ini mengaku sudah hampir tiga tahun mendaftar untuk pengusulan profesor.

Dia mengaku beruntung adanya perubahan aturan dan berkas syarat pengusulan profesor baru-baru ini dari Kemendikbud Ristek, sehingga gelar profesornya bisa turun tahun ini.

"Antrian sudah agak lama sekitar dua tahun. Baru kemarin bulan Juni turun," kata dia dikutip dari laman UGM, Rabu (4/10/2023).

Mengajar di UGM sudah 15 tahun

Prof. Ridi mengaku sudah mengajar di Fakultas Teknik UGM kurang lebih 15 tahun. Pendidikan Sarjana, S2, dan S3, dia selesaikan di Fakultas Teknik UGM.

"Saya masuk (jadi dosen) tahun 2008 bulan Desember. Sekitar 15 tahun menjadi dosen, akhirnya jadi profesor," jelas dia.

Baca juga: 5 Perwira TNI AD Lulus S2 di UI dengan IPK di Atas 3,86

Selama menjadi pengajar, kata Ridi, dia aktif melakukan penelitian dan mengaplikasikan riset berguna bagi masyarakat maupun perusahaan.

Setiap tahun, rata-rata dirinya bisa memublikasikan 1-2 dua riset baru yang diterbitkan di jurnal atau dipresentasikan dalam sebuah konferensi internasional.

"Setahun kalau produktif, bisa 1 sampai 2 publikasi, satu jurnal dan satu konferensi. Kalau lagi apes, dua konferensi saja. Tiap tahun riset beda topik, karena tergantung pendanaan. Sangat bersyukur, pandanaan di UGM tidak sulit, ada dari Prodi, Fakultas maupun universitas," ungkap dia.

Jalani riset dan gemar membaca buku di perpustakaan

Selama 15 tahun belakangan ini, Prof. Ridi mengaku tidak hanya datang ke kampus untuk mengajar.

Di sela-sela itu, dia memanfaatkan waktu di laboratorium dan aktif di depan komputer untuk mengurusi riset. Setiap hari, dia selalu datang lebih pagi ke kampus dan pulang kerumah hingga jam 5 sore.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com